Ilustrasi industri BPR. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengapresiasi kinerja pelaku bank perekonomian rakyat (BPR) dalam meningkatkan rasio simpanan masyarakat Indonesia ke dalam sistem perbankan.
Hal itu disebabkan karena Indonesia dinilai masih tertinggal dalam hal rasio simpanan terhadap produk domestik bruto (PDB), dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Data Global Findex 2021 menunjukkan bahwa rasio simpanan terhadap PDB di Indonesia masih berada di angka 41,2 persen. Sebagai perbandingan, Filipina telah mencapai 77,7 persen, Malaysia sebesar 122,6 persen, dan Thailand sebesar 135,6 persen.
Sekretaris LPS, Jimmy Ardianto, menyebut Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan simpanan di lembaga keuangan seperti bank. Simpanan masyarakat di perbankan dinilai memiliki peran penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.
“Bagaimanapun, penambahan sebuah dana akan sangat bermanfaat untuk digunakan dalam pembiayaan sektor produktif,” ungkap Jimmy dalam acara Fintech Talk yang diselenggarakan AFTECH, Rabu, 23 April 2025.
Baca juga: LPS Siapkan Pembayaran Klaim Simpanan Nasabah BPRS Gebu Prima
Jimmy menambahkan, BPR memiliki peran penting dalam memperkuat penghimpunan dana dan memperluas akses pembiayaan. Meskipun skalanya lebih kecil dibandingkan bank umum, BPR dinilai unggul karena jangkauan dan kedekatannya dengan komunitas lokal.
“Ini berarti, BPR-BPRS itu memiliki kegunaan dalam hal kedekatan dengan komunitas lokal, dan cakupan geografis yang luas, termasuk di wilayah-wilayah yang belum banyak dijangkau oleh layanan perbankan,” terangnya.
Ditambah lagi, dengan adanya Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK), bank rural di Indonesia kini memiliki peluang untuk mengembangkan inovasi digital perbankan.
Baca juga: LPS Catat Tabungan Rp1 Juta-Rp100 Juta Tumbuh 5 Persen
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas BPR di ranah digital. Jimmy juga mengajak pelaku BPR untuk aktif berkolaborasi dan bersinergi dengan pelaku fintech guna memperkuat transformasi digital perbankan.
Pada akhirnya, BPR diharapkan dapat menjadi andalan dalam menghimpun dana masyarakat sekaligus motor penggerak perekonomian mikro. Diharapkan pula, BPR dapat menjaga keberlanjutan bisnisnya dalam jangka panjang.
“Upaya ini tidak hanya akan memperkuat BPR-BPRS di ranah digital, tetapi juga mendorong efisiensi inovasi layanan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang,” tukasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More
Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More
Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More
Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More
Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More
Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More