Pasar Modal

Rapor Perdagangan Saham Hingga Rupiah Sepekan, Syailendra: Bergerak Positif Berkat 5 Faktor Ini

Jakarta – Perdagangan pekan lalu yang berjalan singkat pada 20-22 Mei 2024, karena adanya libur panjang Hari Raya Waisak, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi pergerakan yang mixed bagi nilai tukar rupiah, pasar obligasi, dan saham.

Faktor yang pertama datang dari indeks saham Amerika Serikat yang mengalami penguatan, yaitu Nasdaq naik 1,4 persen dan S&P500 yang menguat 0,03 persen.

Kedua, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) menetapkan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen, suku bunga fasilitas deposito ditetapkan sebesar 5,50 persen, dan suku bunga fasilitas pinjaman ditetapkan sebesar 7 persen

Baca juga: Syailendra Capital Proyeksikan Pembagian Dividen 2024 Turun, Apa Pemicunya?

Ketiga, terkait defisit transaksi berjalan sebesar USD2,16 miliar pada kuartal I-2024, setara dengan 0,6 persen dari PDB, dan merupakan defisit keempat berturut-turut.

Lalu keempat, inflasi Inggris turun menjadi 2,3 persen di April 2024 dari 3.2% di Maret 2024, di mana kondisi ini memperkuat tekanan bagi BoE untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Faktor terakhir, yaitu Presiden Joko Widodo mengeluarkan PP No.22/2024 yang mengatur insentif Pajak Penghasilan (PPh) final untuk eksportir yang menempatkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) di instrumen moneter atau keuangan tertentu di Indonesia.

Baca juga: Rapor Perdagangan Saham hingga Nilai Tukar Rupiah Sepekan: Bergerak Positif Berkat Sederet Sentimen Ini

Berdasarkan hal itu, Syailendra Capital melihat bahwa faktor tersebut berdampak positif terhadap perdagangan saham, obligasi, dan nilai tukar rupiah. Berikut rinciannya :

  • Nilai tukar rupiah atau IDR sepanjang pekan kemarin menguat tipis di level Rp15.990/USD.
  • Pasar Obligasi, yield obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10Y (ID10Y) bergerak stabil di level 6,9 persen dari posisi yang sama sepekan kemarin dan untuk US10Y juga turun dari 4,48 persen ke 4,47 persen yang menandakan bond price menguat.
  • Sementara, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan 1,3 persen ke level 7.222 dari pekan lalu yang berada di posisi 7.317, di samping investor asing mencatatkan net sell senilai Rp1,39 triliun. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Aset Danantara Diproyeksi Tembus USD1 Triliun, Prabowo: Harus Dikelola Transparan dan Ketat

Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memproyeksikan bahwa aset kelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata… Read More

2 hours ago

Pertamina Geothermal (PGEO) Sukses Bukukan Kinerja Solid di Awal 2025, Ini Rinciannya

Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal… Read More

2 hours ago

Besok IHSG Berpeluang Menguat Lagi, Saham-Saham Ini Jadi Pilihan

Jakarta - Phintraco Sekuritas mencermati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada esok hari, Selasa,… Read More

2 hours ago

Laba J Trust Bank Melejit, Nyaris Dua Kali Lipat di Q1 2025

Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) membukukan laba bersih Rp87,83 miliar… Read More

3 hours ago

Sri Mulyani Bentuk Pansel Anggota Dewan Komisioner LPS, Cari Wakil Ketua Baru

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menunjuk tujuh nama yang akan menjadi Panitia Seleksi (Pansel) pemilihan… Read More

4 hours ago

BCA Digital Bidik 2,6 Juta Nasabah Tercover blu Health Protection

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) menargetkan sebanyak 2,6 juta nasabah blu by BCA… Read More

5 hours ago