Rapor Perdagangan Saham hingga Nilai Tukar Rupiah Sepekan: Bergerak Positif Berkat Sederet Sentimen Ini

Jakarta – Pada perdagangan pekan lalu (29 April-3 Mei 2024) ada sejumlah faktor, baik dari global maupun domestik yang memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pasar obligasi, hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Salah satu faktornya adalah dari sisi indeks saham AS yang tercatat kompak melanjutkan rebound pada pekan lalu. Ini terlihat dari Dow Jones menguat 1,14 week on week (WoW) dan disusul oleh Nasdaq 0,97 persen WoW, serta S&P 500 +0,55 persen WoW.

Penguatan didorong oleh hasil FOMC pada 30 April-1 Mei 2024 yang menyatakan suku bunga The Fed ditahan pada level 5,25-5,50 persen.

Baca juga: OJK Susun 4 Program Terkait Pengembangan Pasar Modal Indonesia Selama 2024

Kemudian, untuk Non Farm Payroll AS pada April tercatat 175 ribu dari Maret 315 ribu, dengan tingkat pengangguran yang naik 3,9 persen. Data tersebut diperkirakan dapat meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed.

Faktor lainnya, inflasi Indonesia per April 2024 tercatat sebesar 3 persen yoy dan inflasi inti 1,19 persen yoy. Inflasi tersebut masih terjaga dalam rentang sasaran 1,5-3,5 persen pada 2024F.

Sementara dari sisi, Harga Batubara Acuan (HBA) per April 2024 ditetapkan naik menjadi USD121,13/t atau naik 10,3 persen MoM, dengan Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) per April ditetapkan sebesar USD87,61/b naik 4,57 persen.

Dari sisi kinerja perbankan, tiga dari empat big banks mengalami normalisasi pertumbuhan laba bersih, dengan Bank Mandiri turun 21 persen quarter on quarter (qoq), Bank BNI turun 3,3 persen qoq, dan Bank BRI turun 1,4 persen qoq. Sedangkan, Bank BCA masih tumbuh 5,4 persen qoq.

Baca juga: Jurus Jitu BI Jaga Ketahanan Ekonomi RI dan Nilai Tukar Rupiah

Berdasarkan hal itu, Syailendra Capital melihat bahwa faktor tersebut berdampak positif terhadap perdagangan saham, obligasi, dan nilai tukar rupiah. Berikut rinciannya:

  • Nilai tukar pupiah atau IDR mampu melanjutkan penguatan terhadap USD pada pekan lalu sebesar 0,77 persen di level Rp16.090/USD
  • Lalu, untuk yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun atau ID10Y bergerak ke level 6,9 persen, dengan investor asing mencatatkan net buy di SBN sebesar Rp3,75 triliun dan SRBI sebesar Rp1,58 triliun.
  • IHSG juga mengalami penguatan 1,4 persen di pekan lalu ke level 7.134, dengan investor asing mencatatkan net sell senilai Rp5,73 triliun, di mana saham BBRI, BMRI, TLKM, AMMN, dan BBNI paling banyak dilepas asing. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

2 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

3 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

17 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

17 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

18 hours ago