Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus Kepala BPI Danantara Indonesia, Rosan Roeslani di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 20 Mei 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Jakarta – CEO Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, menanggapi ide yang mendorong Danantara untuk “mengambil paksa” 51 persen saham PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.
Rosan dengan tegas membantah rumor tersebut. Ia menegaskan Danantara tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi saham mayoritas BCA.
“Enggak ada,” jawab Rosan singkat usai menghadiri rapat tertutup bersama Komisi XI DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.
Baca juga: Hentikan! Ide “Sesat” Pengambilalihan Paksa Saham BCA
Saat dimintai konfirmasi lebih lanjut terkait kemungkinan adanya pembicaraan soal isu tersebut, Rosan memilih tidak memberikan jawaban dan langsung meninggalkan awak media.
Sebelumnya, publik sempat digemparkan dengan kabar mengenai usulan “pengambilalihan paksa” 51 persen saham BCA oleh negara melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia.
Rumor ini dikaitkan dengan sejarah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang pernah diterima BCA saat terjadi rush pada krisis moneter 1998, serta program divestasi yang dianggap masih menyisakan persoalan.
Baca juga: Jahja Setiaatmadja Lepas 1 Juta Saham BBCA, Segini Dana yang Diraup
Menurut Infobank Policy Brief, jawaban Rosan tampak seperti yang ditekankan oleh Infobank.
Ada 8 hal yang dikemukan mengapa isu pengambil alihan saham BCA harus dihentikan, antara lain, merusak kepercayaan pasar, pengkhianatan terhadap kedaulatan hukum, penjarahan kepemilikan masyarakat, mengirim risiko ke negara, dan mematikan inovasi perbankan.
Selanjutnya juga potensi rush dan kepercayaan perbankan, memicu sistemik perbankan serta urusan BLBI BCA sudah selesai dan ditetapkan dalam TAP MPR RI. (*)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More