Perbankan

Ramai Fenomena Makan Tabungan, Permata Bank Santai Transaksi Nasabahnya Aman

Jakarta – Fenomena ‘makan tabungan’ alias mantab masih membayangi warga kelas menengah di Tanah Air. Hal ini lantaran masyarakat cenderung makan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat pada September 2024, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) atau tabungan tercatat sedikit turun dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya yaitu menjadi 15,3 persen dari 15,7 persen.

Direktur Consumer Banking Permata Bank, Djumariah Tenteram tak menampik fenomena makan tabungan di masyarakat. Hanya saja, aktivitas tersebut tak begitu berpengaruh bagi perseroan.

“Itu kan lagi tren ya dibicarakan sekarang Mantab itu. Mungkin karena segmennya berbeda untuk Permata Bank,” katanya dalam acara Peluncuran Permata ME di Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2024.

Baca juga : Warga RI Ramai ‘Makan Tabungan’, Bos BNI Bilang Begini

Diakuinya, Permata Bank sendiri belum melihat adanya transaksi makan tabungan yang mendera para nasabah. Saat ini, semua transaksi masih aman.

“Kita belum lihat hal itu ekstrem terjadi dalam transaksi yang ada di nasabah kita. Semuanya masih aman,” tegasnya.

Senada, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI, Royke Tumilaar mengungkapkan, aktivitas makan tabungan tidak berpengaruh kepada para nasabah di bank pelat merah ini. 

“Kalau BNI sih tabungannya tumbuh ya. Jadi saya agak bingung. Tapi kan itu masing-masing yang membuat analisis yang datanya saya tidak tahu,” bebernya.

Meski begitu, dirinya mengiyakan adanya makan tabungan  yang membayangi warga kelas bawah di Tanah Air.

Baca juga : Survei Bank Indonesia: Konsumsi Masyarakat Meningkat, Tapi Cenderung Makan Tabungan

“Ya mungkin 1-2 adalah. Memang kita sadari ada industri misalnya tekstil yang mungkin ada impact-nya (dampak),” katanya usai Konferensi Pers Kolaborasi BNI dan Investor Daily Summit 2024, Senin, 30 September 2024.

Sebelumnya, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menyebut pertumbuhan tabungan dengan saldo di bawah Rp100 juta mengalami penurunan. Sedangkan tabungan orang kaya dengan saldo di atas Rp2 miliar tumbuh semakin kencang.

Pada April 2024, pertumbuhan tabungan saldo di atas Rp2 miliar meningkat 10,11 persen. Lajunya lebih cepat dibandingkan Maret 2024 yang tumbuh 8,9 persen. Sebaliknya, tabungan di bawah Rp500 juta justru mengalami perlambatan dari bulan-bulan sebelumnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Meski Mirip, Ini Perbedaan Produk Investasi ETF dan Reksa Dana

Jakarta - Dalam dunia investasi terdapat beberapa pilihan instrumen yang dapat dipilih oleh para investor… Read More

3 hours ago

Gandeng UGM, KemenkopUKM Dampingi UMKM Naik Kelas

Jakarta- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan pendampingan usaha… Read More

3 hours ago

Ketua Umum AAUI Beberkan Penyebab Rendahnya Penetrasi Asuransi

Bali - Industri asuransi di Indonesia secara konsisten menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Di… Read More

3 hours ago

Kelolaan Aset Wealth Management BRI Capai Rp239,6 Triliun per Agustus 2024

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui bisnis Wealth Management berhasil membukukan aset yang dikelola… Read More

3 hours ago

Lanjut Melemah, IHSG Ditutup Turun ke Level 7.480

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini (10/10) kembali ditutup merosot ke… Read More

3 hours ago

BCA Buka Kantor Cabang Pembantu Kas Mayang di Jambi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) secara resmi membuka Kantor Cabang Pembantu (KCP)… Read More

3 hours ago