Moneter dan Fiskal

Ramadan dan Lebaran Berpotensi Dorong Ekonomi di Kuartal I-2024 hingga 5,1 Persen

Jakarta – Momentum Ramadan dan Lebaran diyakini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyebut bahwa Ramadan dan Lebaran dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,14-0,25 persen poin.

“Secara umum, hitungan kami dampak Ramadan dan Lebaran ke ekonomi adalah dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 – 0,25 ppt,” ujar Josua dalam keterangannya dikutip 13 April 2024.

Sehingga, Josua melihat bahwa di kuartal I 2024 ekonomi Indonesia berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5-5,1 persen.

Baca juga: ADB Perkirakan Ekonomi Kawasan Asia Tumbuh 4,9 Persen di 2024

Adapun sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu. Seperti diketahui belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024, naik 18,1 persen yoy.

“Selain itu, adanya low-base effect dari kuartal I 2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu (triwulan 2) menjadi Maret pada tahun ini (triwulan 1),” tambahnya.

Meski demikian, inflasi berada dalam tren meningkat yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan. Hal ini bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 karena dapat mengganggu daya beli masyarakat

Namun faktor THR, bonus, serta kenaikan gaji dapat menahan penurunan daya beli akibat inflasi terutama bagi golongan middle income.

Baca juga: Lebih Rendah dari Target Pemerintah, Himbara Prediksi Ekonomi RI Tumbuh Segini

Josua menambahkan bahwa pemerintah harus mulai mendesign kebijakan untuk membantu daya beli kelas menengah dan segera dapat menurunkan inflasi pangan karena jika tidak maka kemungkinan momentum Ramadan dan Lebaran di mana tidak hanya primer, melainkan konsumsi sekunder dan tersier akan naik, bisa menjadi terganggu karena faktor inflasi pangan.

“Kami melihat tantangan ekonomi pada periode Ramadan adalah pengendalian inflasi pangan di tengah supply yang terganggu karena El Nino, cuaca ekstrem, dan terganggunya jalur distribusi, namun demand yang meningkat secara musiman,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

PP Hapus Tagih Diteken Presiden Prabowo, Jumlahnya Capai Rp8,7 Triliun

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More

12 mins ago

AXA Mandiri Meluncurkan Produk Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera

Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More

7 hours ago

Bank NTT dan Bank Jatim Resmi Jalin Kerja Sama Pembentukan KUB

Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More

8 hours ago

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

9 hours ago

Dukung Literasi EBT, PHE ONWJ Ajak Pelajar Cirebon Kenali Energi Surya

Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More

9 hours ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

11 hours ago