Disisi lain untuk defisit transaksi berjalan, QNB Group memperkirakan tahun 2017-2018 akan sedikit membengkak karena harga minyak yang lebih tinggi (Indonesia adalah pengimpor minyak), sementara harga ekspor komoditas Indonesia lainnya diperkirakan tidak akan meningkat secara signifikan untuk mengimbangi hal tersebut.
Selain itu, pertumbuhan PDB yang lebih tinggi akan mendorong permintaan impor sementara permintaan eksternal terhadap komoditas ekspor Indonesia akan terhambat oleh perlambatan ekonomi Cina.
Dengan kondisi tersebut diperkirakan arus modal masuk akan menutup defisit transaksi berjalan selama 2016-18 seiring dengan peningkatan pertumbuhan dan kemajuan dalam program-program investasi infrastruktur akan dapat mempertahankan kepercayaan investor kepada Indonesia.
Pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan kemungkinan dapat mengakibatkan defisit fiskal mendekat batas atas sebesar 3% dari PDB pada tahun 2016, yang membuat terjadinya pembatasan belanja di tahun 2017-18,
Sementara pendapatan akan mengalami pemulihan karena amnesti pajak pada tahun 2017 dan kenaikan secara bertahap harga-harga komoditas di kedua tahun tersebut. (*) (Baca juga : Melambat, Triwulan III 2016 Ekonomi RI Tumbuh 5,02%)
Page: 1 2
Jakarta - Pengamat Ekonomi Bisnis Acuviarta Kartabi menyatakan optimisme kinerja PT Pertamina (Persero) yang tidak… Read More
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk atau Bank Banten optimistis menutup 2024… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengangkat Yon Arsal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua… Read More
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) kembali mendapat kepercayaan untuk mengelola… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More