Jakarta – Pameran Pertanian dan Komersial tahunan ke-92 ditutup di Lusaka setelah diselenggarakan selama enam hari yang menghibur dan mendidik.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Presiden Zambia, Edgar Lungu, yang menekankan pentingnya tema acara, yang merupakan ‘pemberdayaan ekonomi berkelanjutan’.
Tema tersebut sejalan dengan aspirasi pemerintah yang dianut dari Kebijakan Pertanian Nasional Kedua (SNAP) negara tersebut yaitu memiliki sektor pertanian yang efisien, kompetitif dan berkelanjutan yang menjamin keamanan pangan dan gizi, meningkatkan peluang kerja dan pendapatan.
Kementerian Pendidikan Tinggi Zambia bekerja sama dengan Perusahaan Energi Atom Negara Bagian Rusia, ROSATOM, membuka stan informasi khusus mengenai Pusat Sains dan Teknologi Nuklir (CNST) masa depan di Zambia.
Perwakilan dari ROSATOM dan Sekretariat Interim Zambia tentang Sains dan Teknologi Nuklir (ISNST), yang dibentuk oleh pejabat senior dari berbagai Kementerian dan lembaga pemerintah, menjelaskan spesifikasi dan manfaat fasilitas nuklir masa depan kepada ribuan pengunjung yang hadir di pameran tersebut.
Adapun Stan tersebut menyediakan informasi mengenai teknologi nuklir kepada publik yang dibuat untuk membantu Zambia berkembang dan diberdayakan secara ekonomi, seperti teknologi iradiasi makanan, pengobatan nuklir (yang sudah diimplementasikan di Rumah Sakit Kanker), materi sains, produksi radioisotop dan teknik identifikasi mineral.
Materi-materi tersebut disiapkan oleh ROSATOM, ISNST dan Agensi Energi Atom Internasional (IAEA).
Dmitri Shornikow, CEO dari Rosatom Pusat dan Afrika Selatan, menjelaskan mengenai keuntungan dari pusat riset nuklir tersebut di masa depan dan menyampaikan pentingnya mengedukasi publik mengenai manfaat pusat riset tersebut.
“Sangatlah penting bagi penduduk Zambia untuk memahami bahwa pusat nuklir tersebut akan memberdayakan pertanian, pengobatan dan industri di masa yang akan datang.Terima kasih kepada aplikasi luas dari teknologi radiasi. CNST juga akan terus mendorong pertumbuhan pendidikan dan sains nasional melalui pelatihan para ahli yang berkualifikasi tinggi di berbagai bidang. Hal ini menandakan batu loncatan baru untuk pertumbuhan ilmiah, ekonomi dan teknologi Zambia. Fasilitas serupa telah berkontribusi di lebih dari 50 negara di seluruh dunia selama lebih dari 60 tahun. Saat ini, telah ada 245 reaktor riset kerja yang beroperasi di dunia dengan 58 unit yang beroperasi di Rusia,” kata Shornikow dalam rilis yang diterima Infobank, Senin, 3 September 2018.
Beralih ke tanah air, Indonesia pun telah memiliki beberapa fasilitas yang berhubungan dengan nuklir dan telah beroperasi.
Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN – saat ini mengoperasikan tiga reaktor riset d Jakarta (30 MW), Bandung, dan di Yogyakarta (100 kW). BATAN juga merupakan salah satu institusi di dunia yang ditunjuk oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menjadi pusat kolaboratif untuk dua lingkup kegiatan, yaitu pengujian non-destruktif dan pemuliaan tanaman.
Meskipun belum ada pusat resmi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, Kawasan Industri Buluminung di Kalimantan Timur tengah dipersiapkan untuk fasilitas semacam itu, yang tentunya kedepannya akan dapat meningkatkan fasilitas penelitian nuklir di Indonesia.
Rosatom sendiri adalah sebuah perusahaan negara Rusia, salah satu pemimpin teknologi global. Ini adalah salah satu perusahaan terbesar Federasi Rusia dan salah satu pembayar pajak terbesar di negara tersebut.
Rosatom menyatukan aset di bidang energi nuklir, perencanaan PLTN serta konstruksi dan rekayasa tenaga nuklir. (*)
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More