Ekonomi dan Bisnis

Pusat Logistik Berikat Tingkatkan Daya Saing Investasi RI

Jakarta–Pemerintah terus berupaya meningkatkan kinerja logistik Indonesia yang ditandai dengan penetapan 11 Pusat Logistik Berikat (PLB) di seluruh Indonesia. PLB ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi Indonesia di Asia Tenggara.

Sementara berdasarkan Logistic Performance Index tahun 2014 yang dirilis oleh World Bank (Bank Dunia) menyebutkan, bahwa kinerja logistik Indonesia berada jauh di bawah Singapura dan Malaysia, bahkan di bawah Thailand dan Vietnam.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, bahwa rata-rata waktu proses ekspor dan impor di Indonesia mencapai 3,5 hari, sementara hanya 2 hari di Singapura dan 1 hari di Vietnam.

“Di Indonesia, proses tersebut membutuhkan biaya US$573. Sementara biaya di Singapura hanya setengahnya. Bahkan di Vietnam, biaya ini hanya 45% dari Indonesia,” ujar Franky dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 4 April 2016.

Sedangkan dalam data Bank Dunia lainnya, yaitu Ease of Doing Business 2015, menunjukkan hal yang serupa. Dalam indikator perdagangan lintas negara yang menilai kinerja prosedur ekspor dan impor, Indonesia berada di peringkat ketujuh di ASEAN.

Franky menilai bahwa hal ini yang menjadi alasan mengapa Pusat Logistik Berikat (PLB) sangat krusial bagi daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi, dan juga untuk kepentingan nasional.

“Dengan PLB, pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat distribusi logistik nasional dan internasional yang murah dan efisien, serta mendukung pertumbuhan industri dalam negeri,” tukasnya.

Menurutnya, PLB tidak hanya memindahkan gudang penimbunan barang ekspor dan impor ke wilayah Indonesia untuk kebutuhan dalam negeri. “Dengan adanya fasilitas PLB tersebut kita juga ingin menjadi hub logistik di Asia Pasifik,” ucapnya.

Franky menyampaikan, PLB akan menguntungkan dan mempermudah beragam industri, tidak hanya industri berskala besar, tapi juga industri kecil dan menengah. Kemudahan ini diharapkan berkontribusi positif terhadap pencapaian target realisasi investasi tahun ini yang dipatok Rp594,8 triliun.

“Ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik nasional, meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, sekaligus menggairahkan ekspor nasional,” tutupnya. (*)

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BPKH Ajak Pemuda Gunakan DP Haji sebagai Mahar Pernikahan

Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More

1 hour ago

OJK Bakal Terbitkan 3 Aturan Baru Pasar Modal di Akhir 2024, Ini Bocorannya

Labuan Bajo - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, akan menerbitkan Peraturan OJK (POJK) terbaru… Read More

2 hours ago

Penjualan Trisula Textile Naik 19 Persen di Q3 2024, Ini Penopangnya

Jakarta - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berhasil… Read More

2 hours ago

Terbang ke Kanada, IIF Jajaki Kerja Sama Investasi Infrastruktur Berkelanjutan

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mulai menjajaki pelbagai potensi kerja sama investasi, khususnya… Read More

18 hours ago

OJK Optimistis Laba Perbankan Tumbuh Positif hingga Akhir 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan laba perbankan hingga akhir tahun 2024 masih akan positif, meski… Read More

20 hours ago

Utang Sritex Tembus Rp14,64 Triliun, OJK Ungkap Dampaknya ke Perbankan

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah utang PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex kepada perbankan… Read More

20 hours ago