Moneter dan Fiskal

Purbaya Ungkap Alasan Tambah Suntik Dana Rp76 Triliun ke Perbankan

Poin Penting

  • Pemerintah menambah penempatan dana Rp76 triliun ke Himbara dan BPD untuk mendorong likuiditas dan memulihkan ekonomi yang melambat.
  • Pertumbuhan base money melemah, dari 13% turun menjadi 7,7%, sehingga pemerintah menilai stimulus tambahan diperlukan.
  • Total Rp200 triliun dana pemerintah dipindahkan dari BI ke perbankan, dengan dampak awal terlihat pada peningkatan penjualan ritel dan penyaluran kredit.

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan alasan pemerintah kembali menambah penempatan dana ke sejumlah bank himpunan bank milik negara (Himbara) dan Bank Pembangunan Daerah dengan total Rp76 triliun.

Purbaya mengakui bahwa perekonomian Indonesia melambat hingga semester I 2025 yang menimbulkan aksi demonstrasi di berbagai daerah karena ekspektasi masyarakat rendah terhadap pemerintah.

“Ketika melambat, masyarakat lapar, ekonomi pertumbuhannya rendah, walaupun ada program MBG dan lain-lain, tetap saja, masyarakat yang lain kena perutnya, mereka gak puas, dan turun ke jalan, dan popularitas  ke pemerintah turun ke level terendah selama presidensial yang baru ini,” kata Purbaya di Hotel Westin, Jakarta, Kamis, 20 November 2025.

Baca juga: Ekonom Citi: Tambahan Dana SAL Rp76 Triliun Perluas Penyaluran Kredit

Melihat hal tersebut, Purbaya menempatkan dana sebesar Rp200 triliun yang semula ditempatkann di Bank Indonesia ke Himbara agar sistem keuangan banjir likuiditas dana perekonomian bergerak.

Menurutnya, perlambatan ekonomi salah satunya disebabkan oleh base money yang tidak tumbuh, bahkan cenderung negatif. Dengan begitu Purbaya memambil kebijakan penempatan dana agar menciptakan ekpektasi positif ke pasar.

“Saya masukkan Rp200 triliun rupiah dari Bank Indonesia, uang pemerintah ke perbankan. Itu akan menciptakan stimulus di perbankan, habis itu saya monitor gimana hasilnya. Kalau kurang, saya tambah lagi. Jadi saya manage ekspektasi dengan tindakan leader, memonitor hasilnya di lapangan seperti apa,” ungkapnya.

Purbaya menyatakan, setelah kebijakan tersebut dijalankan terdapat dampak positif yang ditunjukkan oleh penjualan ritel mulai meningkat bahkan perbankan menyalurkan kredit lebih kencang.

Base Money Melemah, Dana Tambahan Rp76 Triliun Digelontorkan

Hasilnya juga tecermin dari pertumbuhan base money atau M0 yang tumbuh sekitar 13 persen. Namun, di Oktober 2025 kembali menurun di angka 7,7 persen, sehingga Purbaya menilai penempatan dana tersebut masih kurang dan perlu ditambah.

“Saya tambahkan uang ke sistem ini (base money) naik ke 13 persen di bulan September, tapi Oktober turun lagi ke 7 persen. Wah saya bilang kalau gitu masih kurang makanya saya tambah lagi Rp76 triliun ke perekonomian. Jadi saya piara kondisi di perekonomian supaya ada ruang untuk tumbuh terus,” ungkapnya.

Baca juga: Ekonomi RI Terpengaruh? BI Ungkap Dampak Penempatan Dana Pemerintah pada Uang Beredar

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah menambah penempatan dana di beberapa himpunan bank milik negara (Himbara) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) pada 10 November 2025 yang totalnya mencapai Rp76 triliun.

Dalam paparan yang ditampilkan Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal saat rapat bersama Komisi XI DPR RI, penempatan dana tersebut terbagi ke Bank Mandiri sebesar Rp25 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp25 triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp25 triliun, dan Bank Jakarta Rp1 triliun. Sehingga, total dana pemerintah yang ditempatkan kepada perbankan mencapai Rp76 triliun.

“Dari tanggal 12 kemarin, kas pemerintah dari Bank Indonesia (BI) sudah kita pindahkan ke perbankan sebesar Rp200 triliun, nanti kita tunjukkan sudah seberapa digunakan Rp200 triliun ini,” kata Febrio Kacaribu, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin, 17 November 2025. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

46 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

3 hours ago

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

3 hours ago