Moneter dan Fiskal

Purbaya Klaim Penempatan Dana ke Himbara Bikin Likuiditas Perekonomian Meningkat

Poin Penting

  • Penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di bank Himbara meningkatkan likuiditas perekonomian, tercermin dari pertumbuhan uang primer (M0) sebesar 13,2% yoy.
  • Uang beredar (M2) tumbuh 8% yoy pada September 2025, didorong kebijakan moneter longgar dan ekspansi likuiditas, naik dari 6,5% pada Juni 2025.
  • Dampak penempatan dana diperkirakan terasa dalam empat bulan, mendorong pertumbuhan kredit dan menekan suku bunga melalui persaingan antarbank.

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun kepada himpunan bank milik negara (Himbara) telah meningkatkan likuiditas perekonomian.

Purbaya mencatat, hal itu tercermin dari pertumbuhan uang primer (M0) sebesar 13,2 persen secara tahunan (Year on year/yoy).

“Penempatan kas pemerintah Rp200 triliun sebagai cash management turut meningkatkan likuiditas perekonomian,” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin, 3 November 2025.

Baca juga: Purbaya Pastikan Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga di Kuartal III 2025

Bendahara negara ini juga menyebutkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar juga meningkat sejalan dengan kebijakan moneter longgar dan ekspansi likuiditas.

Tercatat pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai 8 persen yoy pada September 2025, lebih tinggi dibandingkan 6,5 persen yoy pada Juni 2025.

Sebelumnya, Purbaya menyebut penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke Himbara akan mulai berdampak terhadap permintaan dan pertumbuhan kredit dalam empat bulan ke depan.

“Kalau kita lihat sih delay dari injeksi uang itu ke sistem kalau di Amerika katanya 14 bulan. Kalau di sini biasanya 4 bulan sudah kelihatan, paling lambat ya,” kata Purbaya beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, pada 2021 pemerintah pernah melakukan hal serupa dengan menyuntikkan dana ke sistem keuangan. Kala itu, dampaknya sudah terlihat hanya dalam satu bulan melalui kenaikan kredit.

Baca juga: Bos OJK: Penempatan Dana Pemerintah Dorong Penurunan Suku Bunga Perbankan

“Jadi saya pikir nggak terlalu lama lagi kita akan lihat ekonomi yang lebih bergairah,” ujarnya.

Purbaya menilai, dengan persaingan antarbank tersebut, maka akan menekan suku bunga kredit. Sehingga permintaan kredit diharapkan akan pulih kembali.

“Jadi saya inject di titik-titik tertentu, dia akan nyebar ke sistem dengan cepat. Ini akan menimbulkan ya, sama bank-bank yang tadinya susah dapat duit sekarang dapat duit banyak, pasti dia akan menyalurkan lagi. Jadi ini multiplier dari injeksi uang dari kita ke sistem perekonomian,” tandasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

34 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

40 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

1 hour ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago