Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: Erman Subekti)
Poin Penting
Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana akan secara langsung bertemu dengan asosiasi industri rokok. Langkah ini sebagai diskusi pemerintah dengan asosiasi dalam memutuskan kebijakan tarif cukai rokok tahun 2026.
“Pendapatan dari cukai itu enggak harus seharusnya naik, kan? Saya mau ketemu asosiasi rokok, seperti apa langkah yang terbaik untuk cukai rokok ini,” kata Purbaya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Selasa, 23 September 2025.
Purbaya menegaskan, tujuan utama kebijakan adalah untk menjaga industri rokok dalam negeri agar tidak mati.
“Yang penting adalah kita ingin menjaga, jangan sampai saya mematikan industri rokok domestik sementara industri rokok di China hidup gara-gara mereka yang mensuplai ke sini,” ungkapnya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Tarif Cukai Rokok Tak Boleh Sampai ‘Bunuh’ Industri
Meski begitu, bendahara negara ini meminta waktu sebelum mengumumkan keputusan resmi.
“Ada di kepala saya. Anda mau minta bocoran? Jangan. Kan saya biar ketemu dengan mereka dulu, biar mereka janji sama saya apa gitu. Mungkin sehari dua hari nanti. Mungkin saya telepon (asosiasi) besok,” kata Purbaya.
Sementara itu, Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah menyatakan, penerimaan cukai tidak bisa hanya mengandalkan kenaikan tarif. Menurutnya, struktur layer tarif harus diperluas agar industri menengah dan kecil tetap bertahan.
“Kalau layernya semakin dibuka lebar, maka kemudian yang menengah ke bawah itu akan hidup. Tapi kalau layer-nya dipersempit, yang di bawah kan gerakannya susah,” imbuhnya.
Baca juga: Penerimaan Pajak Turun 5,1 Persen per Agustus 2025 Hanya Capai Rp1.135,4 Triliun
Adapun target penerimaan cukai dan bea masuk/keluar tahun depan ditetapkan sebesar Rp236 triliun. Said menyebut, keberhasilan itu sangat bergantung pada keputusan skema tarif yang diambil pemerintah.
Ia menilai pendekatan ini lebih realistis dibanding hanya mengandalkan kenaikan tarif dari cukai rokok.
“Kalau Pak Purbaya mau, apa, istilahnya punya goodwill, saya setuju saja. Ya kalau idealnya bukan soal tebak-tebakkan, kan harus dikaji lebih mendalam, tidak bisa buru-buru. Karena juga menyangkut dari satu sisi aspek kesehatannya,” beber Said. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More