Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya yaitu PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) membina petani nanas di Desa Sarireja, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar) untuk naik kelas dan tembus pasar global. Salah satu upaya yang dilakukan melalui program CSR Kampung Nanasku.
SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengaku, kualitas produk nanas para petani binaannya terus mengalami peningkatan dari yang biasanya masih di bawah standar, saat ini kualitasnya dianggap sudah mampu bersaing dipasaran.
Melalui program Kampung Nanasku ini, produk yang dihasilkan masuk standar pasar modern atau supermarket, serta diminati pasar luar negeri. Bahkan dikatakannya, para petani Kampung Nanasku ini berhasil membuat produksi turunan seperti keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas busuk. Bahkan petani sedang didampingi untuk membuat kain dari daun nanas.
“Hal ini merupakan hasil dari Pupuk Indonesia melalui anak perusahaan kami yaitu Pupuk Kujang yang memberikan pendampingan kepada para petani binaan Kampung Nanasku ini,” ujar Wijaya Laksana seperti dikutip Senin, 8 Agustus 2022.
Program yang dimulai sejak 2018 ini, kini telah memberikan dampak positif bagi para petani nanas. Hingga saat ini atau empat tahun program ini berjalanx tercatat sekitar 348 orang petani menerima manfaatnya dari sisi penghasilan dan kualitas hidup. “Program CSR Kampung Nanasku ini bergerak di bidang budidaya dan pengolahan nanas,” ucapnya.
Program pemberdayaan masyarakat ini telah memberikan dampak besar untuk kelompok penerima manfaat lainnya seperti pendapatan kelompok mencapai Rp72 juta per hektare dan omzet produk olahan mencapai Rp30 juta setiap panen. Petani dapat memperluas akses pasar baru, setelah didampingi Pupuk Kujang, produk nanasnya bisa tembus supermarket, pabrik olahan nanas, pasar online, dan ikut berbagai pameran dengan pemerintah.
Program ini juga memberikan dampak bagi lingkungan karena telah memanfaatkan lahan kritis menjadi lahan budidaya nanas yang produktif. Limbah yang dimanfaatkan pun diolah menjadi produk bernilai tambah. Setelah didampingi Pupuk Kujang, petani bisa mengolah 100 kg limbah buah setiap panen menjadi pupuk yang dimanfaatkan kembali pada proses budidaya nanas.
Limbah berupa daun juga bisa dimanfaatkan menjadi kain. Inovasi ini dapat mengubah 2 ton limbah daun per panen menjadi kain dan berbagai produk kerajinan. Pemanfaatan limbah kulit nanas menjadi pakan konsentrat untuk peternakan limbah kulit udang diolah mencapai 2 ton setiap panen.
Dampak positif program Kampung Nanasku ini didapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh para ahli, salah satunya dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Melalui metode Social Return of Investment (SRoI), kajian para ahli tersebut hasilnya Kampung Nanasku mendapat nilai 6,094. Kajian ini juga mengukur Indeks Kepuasan Manusia para pihak yang terlibat dalam program tersebut.
Adapun, hasil program Kampung Nanasku mendapatkan nilai baik dari masyarakat penerima program dengan nilai indeks 3,25. Lalu, program CSR yang dijalankan Pupuk Kujang Cikampek ini juga mencatatkan dari nilai investasi yang dikeluarkan mencapai Rp229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp1,82 miliar. (*)
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More