Jakarta – Serangan siber yang terjadi pada Mei 2023 lalu sempat membuat PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengerem laju bisnisnya. Pasca recovery, perseroan siap kembali menginjak gas. Emiten pembiayaan berkode saham BFIN ini membidik pembiayaan baru sekitar Rp20 triliun sampai dengan Rp21 triliun hingga akhir 2023.
Dampak dari serangan siber itu memang masih terasa di kuartal III-2023, di mana kinerja BFI Finance diproyeksi cenderung flat. Adapun pada semester I-2023, perseroan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 20 persen year on year (yoy), atau menjadi Rp10,3 triliun.
Baca juga: Kinerja Perusahaan Pembiayaan Loyo di Awal Semester II 2023, Ternyata Ini Penyebabnya
“Karena kemarin BFIN terkena serangan siber dan itu berdampak. Waktu terjadi serangan siber ada proses recovery yang cukup panjang, Bahkan kami sekaligus melakuan rebuild dari awal lagi. Pada saat proses recovery, kita secara bisnis memang agak ngerem juga, Kita tekan dulu supaya tidak terlalu agresif dan itu akan kelihatan nanti di kuartal III-2023 akan sedikit berdampak. Mudah-mudahan di kuartal IV-2023 sudah bisa mulai normal kembali,” ungkap Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono dalam media gathering di Jakarta, Kamis, 7 September 2022.
Adapun strategi BFI Finance untuk memacu pembiayaan hingga akhir 2023 antara lain akan tetap fokus pada beberapa hal, seperti valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit process yang benar. Sementara untuk segmen pasar, kendaraan bekas masih akan menjadi fokus utama perseroan. Lalu, ada juga segmen alat berat yang masih menjanjikan pertumbuhan.
“Karena alat-alat berat sebenarnya pertumbuhan market masih lumayan bagus, ya. Itu juga kami cukup banyak fokus di sana. Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel. Di alat berat tumbuh sekitar 40 persenan tahun ini dari sisi penyaluran pembiayaan. Sedangkan di ritel lebih di bawahnya,” ujar Sudjono.
Baca juga: Jurus BRI Finance Jaga Kualitas Pembiayaan di Tengah Risiko Industri yang Meningkat
Sudjono juga menegaskan perseroan relatif tidak mengalami kendala dari sisi funding untuk mendukung ekspansi pembiayaan. BFI Finance sudah menerbitkan obligasi dan menarik pinjaman sindikasi dari bank luar negeri pada semester I-2023 lalu. Totalnya mencapai lebih dari Rp3 triliun. Sokongan pendanaan itu siap menopang ekspansi perseroan hingga akhir 2023, atau bahkan sampai kuartal I-2024.
“Jadi kalau yang lain cost of fund-nya naik, kalau BFI Finance masih stabil. Jadi beruntunglah dari sisi funding kita terkendali. Ini tidak lepas dari relationship yang kita bangun, kemudian track record yang sudah lama dan orang (kreditur) sudah sangat percaya. Kita juga sangat transparan,” imbuhnya. (*) Ari Astriawan
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More
Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More
Bangkok – Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich mengungkapkan, Indonesia menjadi bagian… Read More