Jakarta – Tingkat ekonomi masih mengalami perlambatan sepanjang tahun ini dan belum menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Namun begitu, PT PP (Persero) Tbk (PT PP) belum berniat merevisi rencana bisnis yang sudah dibidik sejak awal tahun 2016.
Direktur Utama PT PP, Tumiyana mengaku, pihaknya masih optimis dengan kontrak-kontrak baru yang akan berdatangan hingga akhir tahun ini.
“Kita ga akan revisi sampai ujung tahun kontrak baru masih mencapai Rp31 triliun, pendapatan sebesar Rp24 triliun, dan laba di atas Rp1 triliun,” ungkap Tumiyana, di Jakarta, Kamis 15 September 2016.
Rasa optimis perseroan bukan asal bicara, karena kata Tumiyana, PT PP sudah menggapai kontrak baru sebanyak 60%, dari target kontrak baru sebesar Rp31 triliun di tahun ini.
“Proyek baru banyak, di kuartal 4 akan komentar masalah itu (kontrak baru) dari proyek baru, kita memiliki tujuan untuk meningkatkan likuiditas PP, dengan banyaknya proyek yang datang,” jelas Tumiyana.
Sebagaimana diketahui, PT PP telah membukukan perolehan kontrak baru per minggu ketiga Agustus 2016 dan carry over 2015 sebesar Rp58,42 triliun per minggu ketiga Agustus 2016. Jumlah itu terdiri dari kontrak baru sebesar Rp19,42 triliun, dan carry over sebesar Rp39 triliun.
”Kami masih optimistis melampaui target kontrak baru sebesar Rp31 triliun hingga akhir tahun ini. Dengan mengacu sampai akhir Juli 2016 perseroan sudah mencapai 62,65% dari total target yang ada hingga akhir 2016,” kata Tumiyana.
Tumiyana menjabarkan, pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp16,09 triliun dan anak usaha sebesar Rp3,33 triliun. Rincian kontrak dari anak usaha PT PP Properti Tbk (PPRO) sebesar Rp1,28 triliun, PT PP Pracetak Rp1,69 triliun, dan PT PP Peralatan Rp364 miliar.
Adapun proyek yang sudah didapat perseroan seperti dua ruas jalan tol dengan nilai masing-masing Rp3 triliun dan Rp2,7 triliun, Makassar New Port Paket B Rp979 miliar, pembangunan Gedung BNI Tower Rp714 miliar, Tunjangan Boulevard Rp655 miliar, Apartemen Cilacap Rp384 miliar, mobile power plant 500 MW sebesar Rp739 miliar yang berada di delapan lokasi, Hotel Avani di Bali Rp368 miliar, Setiabudi Residence di Medan Rp281 miliar, serta Lotte Ville di Tangerang Rp256 miliar.
Kemudian ada pula proyek peningkatan air bersih AP II di Tangerang Rp251 miliar, Transmart di Depok Rp247 miliar, Sahid hotel di Timika Rp248 miliar, pembangunan tanggul pantai alirna Barat dan aliran timur provinsi DKI Jakarta Rp216 miliar, dan rusunami Grand Sentraland Karawang Rp215 miliar.
“Lalu ada ASDP Bakauheni 7 Rp201 miliar, Bank Indonesia (BI) di Jayapura Rp188 miliar, Transmart di Bintaro Rp215 miliar, gedung terminal dan parkir di Raden Inten Lampung Rp169 miliar, LNG Regas Gorontalo Rp160 miliar, Transmart di Rungkut Rp144 miliar, Transmart di Gorontalo Rp161 miliar, dan sebagainya,” papar Tumiyana.
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More