Ekonomi dan Bisnis

Provident Agro Jual Anak Usaha Senilai Rp​2,68 triliun

Jakarta–Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Provident Agro menyetujui  rencana pelepasan aset empat anak usahanya senilai Rp2,68 triliun. Keempat anak usaha yang berlokasi di Kalimantan Barat ini meliputi; PT Global Kalimantan Makmur, PT Semai Lestari, PT Saban Sawit Subur, dan PT Nusaraya Permai.

Presiden Direktur Provident Agro, Tri Boewono menjelaskan, keempat anak perusahaan tersebut di jual kepada dua perusahaan yakni; PT Galanggang Maju Bersama (GMB) dan PT Mandhala Cipta Purnama (MCP). Kedua perusahaan tidak terafiliasi dengan Provident Agro.

“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dukungan para pemegang saham terhadap aksi korporasi yang dilakukan oleh Provident Agro. Keputusan penjualan aset ini merupakan langkah strategis yang dilakukan untuk memperkuat modal dan mengoptimalkan peluang di industri ditengah situasi bisnis sawit yang sangat dinamis pada saat ini,” jelas  Tri Boewono dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2016.

Transaksi penjualan empat anak perusahaan ini dengan menggunakan dasar enterprise value atau Nilai Perusahaan sebesar Rp2,68 triliun, yang meliputi penjualan PT Global Kalimantan Makmur senilai Rp1,51 triliun dan PT Semai Lestari Rp596 miliar kepada kepada PT Gelanggang Maju Bersama. Sementara PT Saban Sawit Subur dijual dengan Nilai Perusahaan sebesar  Rp499 miliar dan PT Nusaraya Permai senilai Rp75 miliar kepada PT Mandhala Cipta Purnama.

Keempat anak perusahaan tersebut memiliki luas tertanam inti sebesar 14.120 ha dan 2 PKS dengan total kapasitas 90 ton TBS per jam.

“Harga penjualan aset kita ini merupakan harga yang baik ditengah kondisi saat ini yang penuh tantangan. Hal ini menunjukkan bahwa Provident mampu mengelola kebun dengan sangat baik, sehingga memiliki nilai yang tinggi,” katanya.

Sekretaris Perusahaan Provident Agro, Devin Antonio Ridwan menjelaskan, dana hasil penjualan aset akan digunakan untuk memperkuat modal perusahaan guna mendukung strategi perusahaan untuk jangka panjang.

“Dana hasil penjualan akan dialokasikan untuk memperkuat struktur modal Perseroan melalui pembayaran utang dan sisanya untuk menambah kas internal sebagai modal kerja. Dengan kas yang lebih baik, perusahaan memiliki ruang  untuk mengoptimalkan peluang yang ada,” jelasnya.

Berdasarkan performa laporan keuangan yang disusun oleh Perseroan, setelah transaksi ini maka nilai pinjaman perseroan akan menurun hingga 34,52% dari Rp 3,27 triliun menjadi Rp2,14 triliun. (*) Dwitya Putra

 

 

Editor: Paulus Yoga

Paulus Yoga

Recent Posts

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

22 mins ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

27 mins ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

2 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Stagnan, Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More

3 hours ago

Transaksi QRIS Kena PPN 12 Persen, Begini Penjelasan DJP

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More

3 hours ago