Kapitalisasi Pasar Saham HMSP Disalip BBCA
Jakarta – Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada akhir perdagangan pekan lalu kembali ditutup turun 0,85 persen ke posisi Rp8.700 per saham dari harga pada penutupan sebelumnya di Rp8.775 per saham.
Meski demikian, saham BBCA dalam sepekan mampu menguat sebanyak 4,82 persen dan sempat menyentuh level tertingginya di posisi Rp8.925 per saham. Sedangkan, secara year-to-date (ytd), saham BBCA masih terkoreksi 10,08 persen.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai prospek saham BBCA masih cukup positif dengan potensi mencapai target price (TP) di level Rp12.325 per saham.
“Sebenarnya BBCA kan harga wajar menurut saya di Rp12 ribuan Ini sesuai dengan TP3. Harusnya targetnya ke situ. Minimal jika terjadi net foreign buy secara konsisten, harusnya minimal BBCA bisa ke level Rp10.000,” ujar Nafan kepada Infobanknews dikutip, Senin, 18 Agustus 2025.
Baca juga: Jahja Setiaatmadja Lepas 1 Juta Saham BBCA, Segini Dana yang Diraup
Untuk diketahui, aliran dana asing atau Net Foreign Buy di saham BBCA terlihat konsisten pada pekan lalu, terlihat pada perdagangan Senin, 11 Agustus 2025, yang masuk sebesar Rp425,11 miliar, lalu pada Selasa, 12 Agustus masuk senilai Rp569,31 miliar, pada Rabu, 13 Agustus 2025 sebanyak Rp276,10 miliar, dan pada Jumat, 15 Agustus 2025, masuk senilai Rp115,41 miliar.
Masuknya aliran dana tersebut menandakan bahwa saham BBCA masih dalam kondisi likuid dan menunjukkan kepercayaan investor asing pada saham BBCA.
Adapun, kondisi yang likuid tersebut tercermin pada kinerja keuangan BBCA pada semester I 2025 yang masih mampu mencetak pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebanyak 8 persen menjadi Rp26,9 triliun.
Baca juga: Hentikan! Ide “Sesat” Pengambilalihan Paksa Saham BCA
Pertumbuhan laba itu ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp959 triliun atau naik 12,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy), tentunya pencapaian itu berada di atas rata-rata pertumbuhan industri yang hanya mencapai 7,77 persen di Juni 2025.
Tentunya Manajemen BBCA tetap konsisten bahwa hingga akhir tahun 2025 pertumbuhan kredit dapat dijaga pada rentang 6-8 persen di tengah perlambatan laju kredit industri perbankan nasional. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More