Ekonomi dan Bisnis

Prospek Industri Infrastruktur di Tengah Gejolak Suku Bunga Tinggi

Jakarta – Di tengah gejolak suku bunga tinggi, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai bahwa positifnya industri infrastruktur, termasuk semen, akan mendukung ketahanan ekonomi Indonesia yang solid menuju tahun politik 2024.

Senior Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menilai bahwa hal tersebut terlihat dari porsi anggaran untuk pembangunan infrastruktur ditingkatkan oleh pemerintah menjadi Rp392 triliun di 2023 dari Rp365,8 triliun pada 2022.

“Namun, realisasi belanja infrastruktur baru Rp59,7 triliun hingga April 2023. Realisasi belanja infrastruktur perlu dipercepat untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dengan akselerasi pembangunan infrastruktur, tingkat permintaan semen juga akan mengalami kenaikan,” ucap Rully dalam Media Day di Jakarta, 8 Juni 2023.

Kemudian, dirinya menambahkan bahwa akselerasi pembangunan infrastruktur diharapkan akan menopang perekonomian dari kemungkinan terjadinya perlambatan.

“Sampai saat ini kebijakan fiskal masih tetap difokuskan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sementara itu kebijakan moneter masih tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas ekonomi, termasuk inflasi dan volatilitas nilai tukar,” imbuhnya.

Adapun, Research Analyst Mirae Asset, Emma Almira Fauni, menyatakan bahwa kinerja dari dua produsen terbesar, yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menunjukkan kinerja positif di kuartal I-2023.

“Meskipun secara tren mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya, kinerja kuartal I-2023 kedua produsen semen itu menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding kuartal yang sama tahun lalu,” ujar Emma dalam kesempatan yang sama.

Dirinya juga menjelaskan terdapat empat faktor yang mampu mendukung prospek industri semen akan bertumbuh lebih baik dibanding tahun lalu, diantaranya adalah normalisasi harga energi dan kompetisi yang semakin kondusif setelah konsolidasi industri, utilisasi pabrik yang sudah sangat rendah, serta potensi pemangkasan suku bunga acuan dapat mendorong permintaan properti oleh publik. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

5 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

6 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

19 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

20 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

20 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

20 hours ago