Ekonomi dan Bisnis

Program Prakerja 2023 Selaraskan Digitalisasi dan Data Layanan

Jakarta – Digitalisasi dan pemanfaatan data untuk peningkatan layanan menjadi fokus utama Kartu Prakerja 2023. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan sebuah program berbeda, bukan sekadar menggunakan model yang sudah ada. 

Deputi Bidang Ekonomi Kantor Staf Presiden RI Edy Priyono mengungkapkan, implementasi Prakerja efisien karena sumber daya manusia program ini hanya sekitar 150 orang. 

“Mereka bertugas menjalankan program dengan anggaran Rp59 triliun sepanjang tiga tahun terakhir, “ katanya, di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Selain itu, kata Edy, Prakerja juga fleksibel dan berempati menangkap masukan dari pengguna yang dilayani sehingga bisa menjadi benchmark bagi layanan publik lain. 

“Kelenturan atau agility di tingkat operasional sangat penting sebelum sampai di tingkat kebijakan. Misalnya saja memanfaatkan data keluhan pengguna untuk peningkatan layanan. Lihat di mana keluhan yang paling besar, berapa lama mereka menunggu penyelesaian. Ini diliterasi berulang kali, baru kebijakan mengikuti,” jelasnya. 

Dari sisi digitalisasi, Kartu Prakerja turut berkolaborasi dengan sektor perbankan sebagai mitra dari pendaftaran sampai ke penyaluran bantuan, bahkan memberi banyak opsi kanal penyaluran.

Baca juga: Teknologi Digital Kunci Keberhasilan Program Prakerja

Vice President Wholesale Solution BNI Muin Fikri mengatakan, Bank BNI berpengalaman dalam menyelenggarakan program bantuan yang berbasis kartu fisik, dengan tantangan pengguna lupa kartu dan lupa password. 

“Di balik layar terdistribusinya dana dengan tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, ada teknologi virtual account dan koneksi API yang Bank BNI bangun dengan para mitra pembayaran,” kata Muin.

Sementara, Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu menambahkan, BCA mendukung Prakerja dalam upaya semakin mendigitalisasi layanan. 

“Mengingat transaksi digital menguasai lebih dari 99.8 persen dibanding transaksi di teller bank,” jelasnya. 

Head of Operation Prakerja Simon Charlie menyebut, dari total pengguna Prakerja 16,4 juta pengguna, jumlah transaksi Prakerja yang terlaksana mencapai lebih dari 100 juta transaksi mengingat satu pengguna menerima insentif sampai tujuh kali. 

“Dari hasil studi terungkap bahwa 72% puas dan 23% puas sekali terhadap layanan bank dan e-wallet untuk menyalurkan dana. Prakerja juga meningkatkan inklusi keuangan karena 80% pengguna pertama kali membuka rekening atau e-wallet via Prakerja,” pungkasnya. 

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

1 hour ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

1 hour ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

2 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

2 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

3 hours ago

RUPS PLN Rombak Pengurus, Berikut Direksi dan Komisaris Terbarunya

Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More

4 hours ago