Moneter dan Fiskal

Produksi Beras RI Berpotensi Merosot di 2024, BPS Bongkar Penyebabnya

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk di 2024 diperkirakan mencapai 30,34 juta ton, atau turun sebesar 0,76 juta ton dibanding tahun lalu.

Hal ini seiring dengan menurunnya luas panen padi 2024 yang diperkirakan mencapai 10,05 juta hektare atau turun 0,17 juta hektare dibanding tahun lalu. Serta, produksi padi 2024 yang juga diperkirakan mencapai 52,66 juta ton gabah kering giling (GKG) atau turun 1,32 juta ton.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh dampak fenomena El-Nino pada 2023 yang berakibat pada mundurnya musim tanam.

“Produksi beras nasional pada 2024, sejalan dengan gambaran proyeksi luas tanam dan produksi GKG, maka produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk 2024 diperkirakan mencapai 30,34 juta ton, atau turun sebesar 0,76 juta ton dibanding tahun lalu,” ujar Amalia dalam Rilis BPS, Selasa, 15 Oktober 2024.

Baca juga: Bansos Beras Lanjut Sampai Desember 2024, Sri Mulyani Bakal Gelontorkan Rp11 Triliun

Amalia menjelaskan, penurunan terjadi pada periode Januari-April 2024, yaitu sebesar 1,91 juta ton, dibandingkan dengan periode yang sama di 2023.

Kemudian, pada periode Mei-Agustus 2024, dan September-Desember 2024 produksi beras diperkirakan meningkat masing-masing sebesar 0,16 juta ton dan 1 juta ton.

Secara spasial, Jawa menjadi penyumbang utama produksi beras nasional, disusul dengan Sumatra, dan Sulawesi.

“Sekitar 89,28 persen produksi beras nasional 2024 dihasilkan di Jawa, Sumatra, Sulawesi,” ungkapnya.

Baca juga: Naik 921 Persen, Impor Beras RI Maret 2024 Capai 567,22 Ribu Ton

Sementara berdasarkan data dari BPS, impor beras pada Januari-September 2024 tercatat sebesar 3,23 juta ton atau senilai USD2,01miliar. Angka ini melonjak 80,68 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,78 juta ton.

Adapun negara asal yang paling banyak pengimpor beras ke Indonesia, yaitu Thailand sebanyak 1,14 juta ton, Vietnam 988,04 ribu ton, Pakistan 463,39 ribu ton, Myanmar 407,66 ribu ton, dan India 202,67 ribu ton. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BTN Klaim Sudah Sepakati Harga Akusisi Calon Bank Syariah

Jakarta – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Nixon LP Napitupulu buka suara… Read More

43 mins ago

Dipanggil Prabowo, Raffi Ahmad Ahmad Blak-blakan Dapat Tugas Ini

Jakarta - Selebriti Raffi Ahmad telah berbincang-bincang dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta… Read More

59 mins ago

Media Asing Soroti Sri Mulyani yang Ditunjuk Jadi Menkeu Lagi di Kabinet Prabowo

Jakarta – Kabar masuknya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di kabinet Prabowo-Gibran rupanya mendapat sorotan… Read More

2 hours ago

Trio Wamenkeu Kabinet Prabowo: Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara dan Anggito Abimanyu

Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono turut dipanggil Presiden Terpilih Prabowo Subianto di… Read More

2 hours ago

BUMN Harus Agile, Dua Hal Ini Menjadi Fokus Pengembangan SDM

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong segenap karyawan perusahaan pelat merah untuk… Read More

2 hours ago

Soal Pencalonan Herindra jadi Kepala BIN, Jokowi Sudah Bicarakan dengan Prabowo

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membicarakan ihwal pencalonan Letjen (Purn) Muhammad Herindra sebagai… Read More

2 hours ago