Jakarta – Wakil Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (Dapen), Suheri mengungkapkan investasi Dapen di reksa dana sampai saat ini tidak terlalu besar.Total, dari Rp199 triliun dana investasi Dapen di 2015, hanya sebesar 6,54% yang dialokasikan ke reksa dana. Jumlah tersebut setara Rp13 triliun.
“Sisanya di Deposito 29%, Obligasi 21%, Surat Berharga 17% dan lain-lain,” kata Suheri dalam seminar Market Outlook & Prospek Reksadana 2016 di Jakarta, Kamis, 3 Maret 2016.
Melihat hal tersebut, ia menghimbau para pelaku perlu lebih ekstra keras lagi dalam menggenjot industri reksa dana, khususnya dalam hal produk. Terlebih lanjut dia, industri Dapen harus mengalokasikan dana investasinya ke SBN sebesar 20% akhir tahun ini dan 30% di tahun depan.
Hal ini menjadi peluang bagi Manager Investasi untuk meluncurkan produk reksa dana dengan underlyng aset SBN. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi dana investasi Dapen yang akan masuk ke reksa dana.
“Jadi reksa dana dengan underlyng aset SBN mesti diperhitungkan,” jelasnya. (*) Dwitya Putra
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More