News Update

Problem Transaksi Nontunai di Pesantren Terkendala Penetrasi Bank

Surabaya–Dalam mewujudkan gerakan nontunai, Bank Indonesia (BI) terus mendorong masyarakat memiliki preferensi tinggi dalam menggunakan instrumen dan sarana pembayaran nontunai untuk melakukan transaksi keuangan, atau yang dikenal dengan Less Cash Society.

Kepala Grup Pengembangan dan Sistem Pembayaran Ritel BI, Pungky P. Wibowo mengatakan, perwujudan Less Cash Society penting untuk mendorong perekonomian yang lebih efisien, serta meningkatkan aspek governance dalam pengelolaan keuangan oleh masyarakat, pelaku bisnis maupun lembaga-lembaga pemerintah.

Dirinya melihat, di lingkungan pesantren juga perlu didorong untuk melakukan gerakan nontunai dalam melakukan transaksi sehari-hari. Pondok pesantren dianggap memiliki peran vital dan strategis dalam pembangunan nasional. Kehadiran pondok pesantren senantiasa dekat dengan kehidupan masyarakat dan menjadi panutan di lingkungannya.

Namun sayangnya, sebagian besar pesantren belum didukung dengan penetrasi perbankan syariah dalam memfasilitasi transaksi keuangan masyarakat. Masih rendahnya pangsa perbankan syariah di Indonesia, ditengarai memberikan kontribusi pada hal tersebut.

Dirinya meyakini, masih banyak penduduk muslim di Indonesia yang masuk kategori unbanked atau belum tersentuh jasa keuangan. Sementara di sisi lain, kebutuhan transaksi keuangan ritel di kalangan masyarakat muslim semakin meningkat, khususnya untuk aktivitas pembayaran yang masih didominasi dengan transaksi tunai.

“Melihat faktor-faktor tersebut, kami memandang bahwa pengembangan layanan nontunai sebagai bagian dari upaya perluasan akses keuangan di kalangan umat muslim, merupakan suatu keniscayaan,” ujarnya di Surabaya, Kamis, 27 Oktober 2016.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, BI sebagai otoritas di sistem pembayaran, misi terus berupaya untuk mengelola dan memelihara sistem pembayaran serta pengelolaan uang yang aman, efisien, dan lancar, melalui perluasan kepentingan nasional.

“Untuk mencapai misi tersebut akan kami tempuh melalui dua aspek penting, yaitu yang pertama, melakukan Penguatan Sistem Pembayaran, dan kedua, proaktif dalam memelopori kerjasama dan kolaborasi,” ucap Pungky. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Besok, Presiden Prabowo Luncurkan BP Investasi Danantara

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan bakal meresmikan badan pengelola (BP) investasi, Daya Anagata Nusantara… Read More

32 mins ago

Bank Mandiri Tanggap Bencana, Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Flores Timur - Bank Mandiri bergerak cepat menyalurkan bantuan kepada masyarakat Kabupaten Flores Timur yang… Read More

43 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Berbalik Merosot ke Level 7.491

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 6… Read More

2 hours ago

Simak! Ini Syarat Utang UMKM yang Dihapus Presiden Prabowo

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi menghapus utang UMKM di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan… Read More

2 hours ago

BEI: Potensi Delisting Saham Sritex Masih Tunggu Hasil Kasasi

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saat ini masih menunggu hasil hukum kasasi… Read More

2 hours ago

Kemenkop, Kemendes, dan BGN Gotong-royong dalam Program Makan Bergizi Gratis

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), dan Badan… Read More

2 hours ago