Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -2%, serta volatilitas IHSG dan Indeks IDX30 sangat tinggi. Percepatan penanganan Covid-19 menjadi hal yang sangat menentukan dalam pemulihan perekonomian Indonesia di 2021 dan tahun depan. Demikian pula IHSG dan Indeks IDX30 pun diharapkan mengalami pemulihan namun dengan tingkat volatilitas yang tetap tinggi.
Menyikapi hal ini, PT Principal Asset Management (Principal) memahami bahwa investor membutuhkan kinerja imbal hasil yang baik dari instrumen investasinya, terutama dalam kondisi sulit seperti sekarang ini. Untuk itu, Principal meluncurkan fitur Kelas Unit Penyertaan untuk produk Reksa Dana Indeks Principal Index IDX30. Demikian disampaikan Chief Investment Officer PT Principal Asset Management, Ni Made Muliartini dalam keterangannya, 21 September 2021.
Kelas Unit Penyertaan ini adalah klasifikasi unit penyertaan, dimana untuk setiap kelasnya terdapat perbedaan berdasarkan fitur-fitur administratif, seperti imbalan Manajer Investasi (management fee), jumlah minimum saldo kepemilikan Unit Penyertaan dan metode pembelian. Terdapat 2 Kelas Unit Penyertaan yang berbeda, yaitu Kelas O (Ordinary) dan Kelas E (Extraordinary). Fitur ini diluncurkan untuk memberikan Imbalan Jasa Manajer Investasi (management fee) yang lebih kompetitif dan memberikan hasil investasi terbaik bagi para nasabah.
“Tahun 2021 dan selanjutnya, kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia akan mengikuti perkembangan penanganan Covid 19 dan pelaksanaan vaksinasi. Oleh karena itu, kami meluncurkan fitur Kelas Unit Penyertaan untuk produk Reksa Dana Indeks Principal Index IDX30. Diharapkan dengan adanya penurunan management fee pada Kelas E, hal ini bisa memberikan imbal hasil yang baik bagi para investor,” ujar Ni Made Muliartini.
Pada produk Principal Index IDX30 Kelas O (Ordinary), management fee adalah maksimum sebesar 1,5% (satu koma lima persen) per tahun. Nasabah dapat melakukan pembelian produk melalui Principal, atau melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana yang bekerjasama dengan Principal dan model distribusi Principal lainnya, dengan batas minimum pembelian Unit Penyertaan sebesar Rp100.000 (seratus ribu Rupiah).
Sedangkan, pada produk Principal Index IDX30 Kelas E (Extraordinary), management fee adalah maksimum sebesar 0,5% (nol koma lima persen) per tahun. Nasabah dapat melakukan pembelian produk secara langsung melalui Principal dengan batas minimum pembelian Unit Penyertaan Rp1.000.000.000 (satu miliar Rupiah).
Ernawan Rahmat Salimsyah selaku CFA, Chief Marketing Officer PT Principal Asset Management mengatakan, sesuai dengan visi Principal untuk menumbuh kembangkan kemandirian finansial bagi setiap orang, Principal, sebagai Manajer Investasi berpengalaman global maupun domestik yang panjang dalam menyediakan layanan investasi menyeluruh bagi para nasabah, berkomitmen untuk selalu memenuhi kebutuhan investasi nasabah yang terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
“Sebagai bagian dari komitmen tersebut kami melakukan inisiatif untuk meluncurkan Kelas Unit Penyertaan Reksa Dana Indeks Principal Index IDX30. Diharapkan inisiatif ini dapat mengakomodasi kebutuhan perbedaan fitur dalam satu produk reksa dana dengan portfolio yang sama, sehingga biaya pengelolaan menjadi lebih efisien, serta memberi pilihan solusi yang tepat bagi nasabah retail maupun institusi, dengan imbal hasil investasi yang lebih baik,” tambah dia. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More