News Update

Presiden Jokowi Desak Negara G7 dan G20 Untuk Akhiri Krisis Pangan

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak agar negara-negara yang tergabung dalam G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan. Krisis satu ini memang sekarang tengah mengancam banyak negara, terutama negara berkembang dan rentan.

Adapun hal tersebut ditegaskan Presiden Jokowi saat menyampaikan pandangannya pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, beberapa waktu lalu.

“(Sebanyak) 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” tegas Presiden Jokowi pada paparannya.

Presiden Jokowi menilai pangan adalah permasalahan hak asasi manusia yang paling dasar. Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” ucap Presiden.

Dalam pidatonya, Presiden juga menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk mengreintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global. Ada dua cara untuk merealisasikan hal tersebut.

Pertama adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan. Kedua adalah komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi. Menurut Presiden Jokowi, komunikasi intensif perlu dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional.

Kepala Negara sendiri menaruh perhatian besar pada dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk. Sebabnya, gangguan pada dua faktor tersebut bisa memicu krisis beras yang merugikan dua milyar masyarakat di negara berkembang dan rentan.

Selain seruan krisis pangan, Presiden juga mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Rencananya acara tersebut akan digelar pada 15-16 November 2022. (*)

Evan Yulian

Recent Posts

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

44 mins ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

3 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

4 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

4 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

7 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

7 hours ago