Untuk meningkatkan kinerja semester kedua nanti, Perusahaan akan meningkatkan kualitas layanan salah satunya peningkatan kualitas customer service. Ria Martati.
Jakarta– Semester pertama 2015, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (Sinarmas MSIG Life) membukukan pertumbuhan premi bisnis baru 12% atau naik hampir 700 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dari segi komposisi produk, unitlink tumbuh 125% mencapai Rp169,32 miliar. Dengan demikian porsi unitlink terhadap total portofolio produk mencapai 25%.
“Dalam hal komposisi produk, tradisonal 64%, unitlink 25%, corporate solution 11%, ini menunjukkan salah satu kekuatan kita,” kata Presiden Direktur Sinarmas MSIG Premraj Thuraisingam di Jakarta, 26 Agustus 2015.
Premraj mengatakan pencapaian positif pada new business growth Sinarmas MSIG Life terkait erat dengan kontribusi pemasaran yang mencatatkan perkembangannya, khususnya jalur distribusi keagenan yang tumbuh 136%, dan Direct Marketing Telemarketing sebesar 41%.
“Distribusi bancassurance dan corporate solution agak flat di semester 1, tp saya yakin semester 2 akan tumbuh cukup besar,” tambahnya.
Jumlah aset perusahaan pada semseter I pun tumbuh 6,06% dibanding semester pertama tahun lalu dengan total aset mencapai Rp20,91 triliun. Sinarmas MSIG Life juga mencatatkan jumlah keseluruhan nasabah lebih dari 1,1 juta jiwa baik individu maupun kelompok. Jumlah nasabah ini naik 45% dibanding semester awal 2014 sebanyak 800.000 pelanggan.
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More