Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengungkapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di 2025 terhadap inflasi tidak akan berdampak signifikan.
Ferry memperkirakan kenaikan inflasi akibat dampak dari kenaikan PPN hanya sebesar 0,3 persen secara tahunan (yoy). Sehingga, inflasi masih akan berada dalam kisaran 2,5 plus minus 1 persen.
“Hitungan kita itu sekitar 0,3 persen-an, plus 0,3 yoy. Inflasi masih sekitar 2,5 plus minus 1 persen mudah-mudahan masih bisa terkendali,” kata Ferry di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Meski demikian, tambah Ferry, pihaknya menghitung inflasi berdasarkan komoditas. Di mana akan dicocokkan dengan sejumlah komoditas yang terkena serta yang tidak kena PPN untuk mendapatkan perhitungan dalam andil inflasi.
Baca juga: Pemerintah Bakal Kantongi Rp75 Triliun dari Kenaikan PPN 12 Persen di 2025
Baca juga: PPN Naik jadi 12 Persen, Begini Pengaruhnya pada Tren Tabungan di Bawah Rp100 Juta
“Weekly kita monitor kita punya forum tadi di Mendagri dengan Pemerintah Daerah, kita juga di kantor Menko juga setiap minggu kita itung outlook inflasi mendatang. Kita juga untuk mitigasi peningkatan inflasi kita punya network yang cukup kuat kita ada Tim pengendali Inflasi Pusat dan Daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ferry menjelaskan, pemerintah memiliki sejumlah instrumen untuk mengendalikan inflasi, khususnya inflasi pangan. Seperti, cadangan beras SPHP, operasi pasar, hingga pasar murah.
“Kita punya instrumen raker antar daerah itu dioptimalkan, jadi itu semua jangah hanya dilihat one shot satu policy dan satu kebijakan sama mitigasinya tapi overall pengendali infalasi secara umum, kelembagaannya sama faktor instrumennya,” pungkasnya.
Adapun sejumlah komoditas yang tidak terkena dampak kenaikan PPN jadi 12 persen, yakni beras, tepung terigu, daging ayam ras, daging sapi, ikan, telur ayam ras, minyak goreng, cabai hijau, cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan gula pasir. (*)
Editor: Galih Pratama
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan sambutan saat acara Insight… Read More
Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan bahwa tren menabung masyarakat menurun pada November 2024. Hal ini… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengumumkan Djohan Emir Setijoso telah mundur dari… Read More
Jakarta - PT Bank Jago Tbk resmi menunjuk Mahdi Syahbuddin sebagai komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham… Read More
Jakarta — KISI Asset Management (KISI AM) mengungkapkan pasar modal Indonesia masih menarik bagi investor… Read More
Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyiapkan proses pembayaran klaim penjaminan simpanan dan pelaksanaan likuidasi… Read More