Bandung – Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA berencana menambah pengelolaan Non Performing Loan (NPL) bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) pada tahun 2020 mendatang. Rencana tersebut akan memperkuat peran PPA sebagai satu-satunya BUMN yang diberikan amanah untuk mengupayakan penyehatan BUMN serta membantu presistemik penyehatan perbankan.
“Kami tidak hanya masuk ke perusahaan sehat atau sektor yang sedang diminati. Kami mencari peluang dan membantu perbankan dengan menangani NPLnya. PPA perlu kembali ke khitah sebagai perusahaan yang mengelola aset eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN),” ujar Direktur Utama PPA Iman Rachman di Bandung, Kamis, 14 November 2019.
Menurutnya, saat ini PPA sudah memiliki 2 anak perusahaan sebagai hasil pengelolaan NPL Bank Mandiri yaitu PT Bondi Syad Mulia yang bergerak di bidang galvanizing dan PT Rejeki lnti Logam yang bergerak di bidang aluminium. Ke depannya, PPA akan menjalin kerjasama dengan bank-bank anggota Himbara Iainnya.
Selain menambah pengelolaan NPL, PPA juga akan memperkuat investasi. Kegiatan investasi PPA menjadi prioritas mulai tahun 2017 dengan meningkatnya penyertaan saham ke perusahaan-perusahaan lintas industri melalui anak usaha yaitu PPA Kapital yang bertindak sebagai private equity. Di samping tetap menjalankan penugasan restrukturisasi/revitalisasi (R/R) BUMN serta kegiatan usaha jasa advismy dan pengelolaan aset.
Adapun total investasi PPA sampai dengan triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp3,1 triliun ditambah dengan pipeline triwulan IV tahun 2019 yang mencapai Rp3,9 triliun. lnvestasi atau pembiayaan terbesar yaitu pada sektor infrastruktur melalui anak perusahaaan yaitu PT Nindya Karya dan penyertaan saham melalui anak perusahaan yaitu PPA Kapital.
Saat ini PPA memiliki 7 (tujuh) cucu perusahaan di bawah PPA Kapital yaitu PT Duta Mentari Raya (pengelolaan CPO), PT Bondi Syad Mulia (galvanizing), PT Sippa Kemasan International (kemasan food grade), PT Magnesium Gosari International (pupuk berbasis dolomite), PT Matoa Kidung Samudra dan PT Matoa Kidung Bahtera (kapal isap produksi timah) serta PT Rejeki lntilogam Jaya (produksi alumunium batangan atau ingot).
Selain melalui anak perusahaan, PPA juga berinvestasi pada perusahaan produsen polypropylene, perusahaan produsen gas a|am, perusahaan pembangkit .Iistrik tenaga mini-hydro, perusahaan pengolahan produk perikanan, perusahaan transportasi udara (helicopter), perusahaan produsen alumunium dan Iainnya.
Penguatan kegiatan investasi dan pengelolaan NPL Himbara mengarah pada cita-cita PPA ke depan menjadi National Asset Management Company dengan uniqueness, presistemik penyehatan perbankan, agen restrukturisasi dan revitalisasi BUMN dan pengelolaan distressed aset BUMN sehingga menjadikan PPA sebagai simpul sinergi BUMN.
“Ini sesuai dengan visi PPA yaitu menjadi perusahaan investasi terkemuka dan mitra terpercaya dalam restrukturisasi korporasi,” ucapnya. (*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More