Potensi Pasar Modal Optimalkan Keuangan Berkelanjutan

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK 51, telah merancang ekosistem investasi berkelanjutan untuk mempercepat investasi hijau menuju target iklim Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Climate Policy Initiative (CPI) Indonesia melakukan analisis terkait pendanaan hijau dan terjadi peningkatan portofolio hijau sejak 2019-2021.

Portofolio keuangan berkelanjutan tersebut berkontribusi sebesar 34% dari total pendanaan yang disalurkan pada 3 tahun terakhir. Namun, untuk porsi pendanaan hijau hanya sebesar 27% dari total keuangan berkelanjutan dan sisanya sebesar 73% untuk kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dari analisis yang dilakukan oleh CPI Indonesia, terkait dengan Laporan Keuangan Berkelanjutan menghasilkan rekomendasi serta peluang dari kebijakan ke penerapan. Beberapa diantaranya adalah meningkatkan kualitas pelaporan keberlanjutan, merampingkan berbagai peraturan dan kebijakan di bidang investasi hijau, meningkatkan kejelasan prinsip keuangan hijau, serta taksonomi hijau Indonesia sebagai acuan utama dalam memperkuat dan mengembangkan instrumen hijau dan berkelanjutan.

Mengacu pada Taksonomi Hijau Indonesia 1.0  yang telah diterbitkan oleh OJK, memberikan acuan dalam penguatan dan pengembangan instrumen hijau dan berkelanjutan ke depannya. Taksonomi hijau juga dapat membantu proses pemantauan berkala pembiayaan dan investasi hijau, sehingga ke depannya dapat membentuk pelaporan dan pengungkapan yang lebih hijau (green reporting).

Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Rudy Utomo, dalam diskusi pemaparan hasil studi CPI Indonesia di Jakarta, Jumat 1 Juli 2022 mengatakan bahwa APEI sebagai salah satu komponen sektor keuangan berpendapat bahwa penyampaian Laporan Berkelanjutan adalah satu upaya penting pada sektor pasar modal dalam mendukung keuangan berkelanjutan serta komitmen mengoptimalkan dana tanggung jawab lingkungan dan sosial.

“APEI terus mendukung industri pasar modal untuk meningkatan best-practice atas Laporan Berkelanjutan, serta melakukan pengembangan produk keuangan berkelanjutan dan peningkatan praktik ESG. Dari berbagai pedoman dan aturan, harapannya ada satu acuan atau framework yang dapat menyelaraskan pemahaman (definition), pelaporan (reporting), dan pengungkapan informasi (disclosure) tentang green finance dan sustainable finance,” ucap Rudy. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

11 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

12 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

15 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

15 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

16 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

18 hours ago