Jakarta – Polusi sampah adalah salah satu penyebab kehancuran ekologis, namun sampah bukanlah musuh manusia, tanpa disadari sampah telah menjadi bagian dari peradaban. Sampah menjadi momok bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, ketidakpedulian soal sampah secara langsung dan tidak langsung mensponsori kerusakan alam. Sebaliknya dengan pengelolaan yang tepat, sampah adalah material baru yang memiliki potensi energi dan ekonomi.
Hal ini disadari oleh pemerintahan saat ini. Dibawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, menandakan keseriusan pemerintah di dalam pengaturan pengelolaan sampah dan potensi ekonomi yang dimilikinya.
Founder dan Ketua Parahita Mulung, Yansyah mengatakan, sampah plastik atau plastik bekas kemasan ternyata memiliki nilai ekonomi yang cukup besar. Bahkan potensi perputaran nilai ekonomi dari pengolahan plastik bekas kemasan berbahan polyethylene terephthalate (PET) bisa mencapai Rp100 miliar per tahun. Ia mengambil contoh di Pulau Bali, di mana setiap tahunnya, Bali menghasilkan sampah plastik hingga 300 ribu ton, dengan asumsi harga perkilo Rp1.500 – Rp3.000.
“Jika total sampah tadi diproses dengan baik di daur ulang potensi ekonomi sampah daur ulang di Bali mencapai Rp 100 miliar,” ujar Yansyah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa, 7 Juni 2022.
Apalagi kata dia, tahun ini, Indonesia khususnya Pulau Bali akan menjadi tuan rumah perhelatan Presidensi G20 dengan tema Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yaitu From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World yang juga dalam konteks Indonesia adalah “Memperkuat Kemitraan Menuju Ketangguhan Berkelanjutan”.
Sebagai langkah awal, Mulung Parahita bakal berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut Republik Indonesia berinovasi menciptakan Ekosistem Penanganan Lingkungan yang menggerakkan desa-desa pesisir untuk bersama-sama menjalankan pengelolaan sampah berbasis sumber secara digital dan mewujudkan ekonomi sirkular. Salah satu agenda terdekatnya adalah menyelenggarakan Kick-Off meeting untuk kampanye lingkungan Solo Triathlon sejauh 1.293 km dari Bali menuju Jakarta selama 30 hari dalam Kampanye ke-2 yang bertajuk “The Rising Tide”
“Oleh karena itu, kami mengundang semua pihak, dimulai dari pemerintah, ilmuwan, peneliti, akademisi, industri, LSM, komunitas serta masyarakat agar mendukung serta berpartisipasi dalam kampanye lingkungan “The Rising Tide” di mana Kampanye ini merupakan deklarasi untuk memulai aksi nyata terhadap darurat iklim di bumi pertiwi,” pungkasnya. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More