Samsul mengungkapkan, keputusan bank sentral AS (The Federal reserve/The Fed) menaikkan tingkat suku bunga (Fed Rate) sebesar 0,25 basis poin ke level 0,75% merupakan salah satu bagian dari rencana pemerintahan Trump, yang akan membuat iklim investasi dalam negeri AS lebih menarik bagi investor.
Namun begitu, adanya keinginan Trump merubah sistem perdagangan agar menjadi lebih terproteksi, malah bisa jadi membuat investor tidak tertarik untuk masuk ke AS.
“Iya, mereka salah satunya akan membuat iklim investasi yang membaik dengan diturunkannya tingkat suku bunga korporasi, kemudian dibuat proteksi dalam negeri. Dan, bagi sebagian investor merasa AS jadi tempat menarik untuk investasi, tapi bisa juga sebaliknya AS sudah tidak menarik lagi karena mereka ubah sistem perdagangan mereka jadi lebih terproteksi dan itu cukup berisiko. Artinya ini pilihan dari pemerintah AS dalam menetapkan kebijakan ekonomi,” terangnya. (*)
(Baca juga: Capital Inflow Kondusif, November 2016 Capai Rp105 Triliun)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More
Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More