Moneter dan Fiskal

Posisi Net Kewajiban Investasi RI Turun US$4,7 Miliar

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban yang menurun, yang disebabkan oleh meningkatnya posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Pada akhir triwulan III 2017, PII Indonesia mencatat net kewajiban US$343,4 miliar (34,4% terhadap PDB), turun US$4,7 miliar dari posisi net kewajiban akhir triwulan II 2017 yang tercatat sebesar US$348,1 miliar (35,5% terhadap PDB). Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan posisi AFLN yang lebih besar dari peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).

Seperti dikutip laman BI, di Jakarta, Kamis, 28 Desember 2017 menyebutkan, Posisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan III 2017 naik 3,2% (qtq) atau sebesar US$10,3 miliar menjadi US$329,8 miliar. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya cadangan devisa sejalan dengan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mencatat surplus dalam jumlah besar pada triwulan III 2017.

Selain itu, kenaikan posisi AFLN juga bersumber dari peningkatan posisi aset investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya. Kenaikan posisi AFLN pada periode laporan juga dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif atas aset finansial luar negeri dalam bentuk non-dolar AS sejalan dengan pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama dunia.

Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan III 2017 naik 0,8% (qtq) atau sebesar US$5,5 miliar menjadi US$673,2 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio seiring dengan optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik dan menariknya imbal hasil aset finansial domestik.

Peningkatan posisi KFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor revaluasi negatif atas nilai aset finansial domestik seiring menguatnya dolar AS terhadap rupiah. Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan III 2017 cukup sehat. Meski demikian, Bank Indonesia tetap mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia yang didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

1 hour ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

7 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

8 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

8 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

9 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago