News Update

Pooling Fund Jadi Kunci Indonesia Menghadapi Bencana

Jakarta — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai perlu ada kolaborasi dari semua pihak untuk memitigasi dan menanggulangi bencana. Salah satu yang menjadi kunci adalah tersedianya dana penanggulangan bencana lewat keberadaan pooling fund.  

“Ada gap kerugian akibat bencana per tahun sekitar Rp20 triliun, tapi dana yang disiapkan pemerintah untuk bencana ini hanya sekitar Rp3 triliun hingga Rp4 triliun. Makanya ini kami dorong ada pooling fund,” tukas Ketua AAUI, Dadang Sukresna dalam diskusi “Manajemen Penanganan Bencana Alam dan Pengaruhnya Pada Produktivitas Ekonomi: Mampukah Kita Semakin Sigap & Siap Agar Tak Banyak Merugi?” di Jakarta, Kamis (5/3/2020). 

Menurut paparannya, tercatat rerata kerugian ekonomi secara langsung akibat bencana setara Rp22,8 triliun per tahun selama periode 2000-2016. Sementara rerata dana cadangan bencana Pemerintah sekitar Rp3,1 triliun per tahun selama periode 2005-2017. 

Adapun skema yang bisa dilakukan untuk menutup gap tersebut adalah melalui konsep people private public partnership (PPP) dalam penanganan risiko bencana. Melalui kolaborasi seluruh unsur seperti masyarakat, Pemerintah, perusahaan milik negara, perusahaan swasta, perguruan tinggi hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) diharapkan bisa membentuk manajemen risiko kebencanaan yang kuat. Sumber pendanaannya bisa berasal dari APBN pun APBD, pajak dan pooling fund

“Inovasi pembiayaan dalam bentuk pooling fund sama dengan menciptakan komunitas keluarga tangguh bencana berbasis manajemen risiko terintegrasi,” tutur Dadang. 

Pooling fund dalam konteks ini adalah dana khusus yang dialokasikan untuk penanggunlangan bencana. Lembaga pengelola pooling fund berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang akan merancang pengelolaan dana khusus bencana mulai dari sumber dan penggunaannya. 

Kehadiran pooling fund diyakini bisa membantu mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang terdampak. Demikian kerugian ekonomi secara langsung akibat bencana bisa segera dipulihkan kembali. 

Sebagaimana diketahui, Indonesia berada dalam wilayah yang memang rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, dll. “Karena lokasi geografisnya jumlah bencana alam telah berada dalam tren naik sejak 2010,” ucap Dadang. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

39 mins ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

3 hours ago

Sritex Pailit, Pemerintah Diminta Fokus Berantas Impor Ilegal dan Revisi Permendag 8/2024

Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More

3 hours ago

Jelang Pilpres AS, Harris dan Trump Bersaing Ketat dengan Selisih Suara Tipis

Jakarta - Kandidat Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dan Donald Trump, saat ini tengah bersaing… Read More

4 hours ago

Erick Thohir Godok PP Hapus Kredit UMKM, Fokus pada Petani dan Nelayan

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More

4 hours ago

Simak! Daftar 10 Pekerjaan dengan Gaji Tertinggi di Indonesia

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah buruh di Indonesia per Agustus 2024… Read More

5 hours ago