News Update

Politik dan Neraca Perdagangan Jadi Tantangan Ekonomi Saat Ini

Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan paparan perkembangan dan tantangan ekonomi kepada emiten tercatat yang juga merupakan pelaku industri.

Airlangga menyebut, ada dua tantangan bagi perekonomian Indonesia. Pertama adalah dari sisi politik di mana akan diselenggarakan pesta demokrasi Pemilu Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan.

Kelancaran penyelenggaraan pesta demokrasi serta kondusifitas keamanan menjadi perhatian penting untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.

Tantangan kedua adalah terkait dengan defisit neraca transaksi perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan. Presiden Joko Widodo telah mendorong agar dua hal tersebut bisa ditekan.

“Tantangan pertama salah satunya politik tapi ada salah duanya. Kedua, masalah yang sering Pak Presiden sampaikan tentang penguatan defisit. Pemerintah sudah mengingatkan mana yang harus didorong yaitu neraca dagang dan transaksi berjalan,” kata Airlangga saat membuka perdagangan di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018.

Soal defisit, lanjut Airlangga, berkaitan dengan aktivitas di pasar modal. Sebab, pasar modal mencatatkan adanya aliran dana asing keluar yang cukup besar pada tahun ini.

Oleh karena itu, Airlangga berharap agar para emiten menjaga kinerja mereka agar dapat menjaga investasi di Indonesia.

“Salah satu outflow yang bisa cepat itu dari pasar modal, harus juga diperhatikan dari pasar modal, pasar modal ini kemarin dibandingkan tahun lalu dropnya cukup besar,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Airlangga juga memaparkan tentang perkembangan industri 4.0, di mana pemerintah telah menyusun road map industri 4.0. Harapannya, dengan adanya industri 4.0, Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030.

“Indonesia juga diharapkan mampu mengembalikan angka net expor Indonesia sebesar 10% (13 kali lipat dibandingkan saat ini yang hanya 0,8%), peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar 2 kali lipat dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja, dan setidaknya 2% dari GDP untuk dapat dialokasikan ke dalam aktivitas R&D teknologi dan inovasi,” kata Airlangga.

Kedatangan Airlangga di BEI juga bertepatan dengan Musyawarah Anggota Tahunan AEI. Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum AEI Franciskus Welirang, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, dan Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

8 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

9 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

9 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

10 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

11 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

11 hours ago