Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi komponen utama dengan kontribusi terbesar kedua terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah konsumsi rumah tangga.
Tercatat, PMTB tumbuh sebesar 2,12 persen, melambat dari periode yang sama tahun 2024 yakni 3,78 persen. Kelompok ini memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 28,03 persen pada kuartal I-2025.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa perlambatan PMTB disebabkan oleh sikap hati-hati investor terhadap kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
“PMTB relatif melambat karena investor kemungkinan masih wait and see dengan perkembangan ekonomi global,” ujar Amalia dalam rilis BPS, Senin, 5 Mei 2025.
Baca juga: Ekonomi RI Melambat, Tumbuh 4,87 Persen di Kuartal I-2025
Amalia menambahkan, secara historis, pertumbuhan PMTB pada kuartal pertama memang cenderung lebih rendah dibandingkan kuartal-kuartal berikutnya. Berdasarkan data BPS, pada kuartal I-2021 PMTB terkontraksi 0,21 persen, kuartal I-2022 tumbuh 4,80 persen, kuartal I-2023 tumbuh 1,53 persen, dan kuartal I-2024 sebesar 3,78 persen.
“Dan biasanya awal tahun juga relatif tidak terlalu tinggi dibandingkan kuartal-kuartal berikutnya,” jelasnya.
Secara rinci, sub komponen PMTB yang masih mencatat pertumbuhan kuat pada kuartal I-2025 adalah mesin dan perlengkapannya yang tumbuh 7,95 persen, meningkat dibandingkan kuartal I-2024 sebesar 2,93 persen. Sementara itu, pertumbuhan sub komponen bangunan melambat menjadi 1,35 persen.
“Kemudian beberapa komponen PMA dan PMDN yang masuk ke dalam kompomenen PMTB, antara lain adalah bangunan gedung, mesin dan perlatan, serta barang modal lainnya juga melambat,” tandasnya.
Sementara, untuk sub komponen pembelian atau pematangan tanah tidak termasuk ke dalam PMTB sesuai dengan kaidah standar internasional. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,55 persen ke level 8.537,91 pada perdagangan terakhir jelang libur… Read More
Poin Penting OJK menyetujui konsolidasi 130 BPR/BPRS sepanjang 2025, yang telah digabung menjadi 45 BPR/BPRS… Read More
Poin Penting Danantara Indonesia melalui DIM menandatangani HoA dengan PLN untuk menjajaki investasi proyek energi… Read More
Poin Penting OJK resmi menerbitkan POJK 32/2025 untuk mengatur penyelenggaraan Buy Now Pay Later (BNPL/paylater)… Read More
Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More
Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More