Ekonomi dan Bisnis

PLN Siap Terangi Seluruh Papua

Jakarta – Beragam strategi telah disiapkan PT PLN (Persero) untuk meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) khususnya Papua, karena di Papua Barat rasio elektrifikasinya lebih tinggi dari Papua.

“Sebagai bagian dari NKRI, wilayah Papua juga harus terang. Dengan demikian jika nanti Papua sudah seluruhnya terang, maka berarti program Papua Terang di tahun 2018 sudah mengacu untuk menjadikan Indonesia Terang” kata Executive Vice President Pengembangan Regional Maluku-Papua PT PLN, Eman Prijono Wasito Adi.

Menurutnya, agar wilayah Papua bisa mengejar ketertinggalan dari provinsi lainnya dalam hal tingkat elektrifikasi, diperlukan program percepatan penerangan di wilayah tersebut.

“Untuk menjadikan tahun 2020 Rasio Desa Berlistrik (RDB) di Papua menjadi 100%, PT PLN telah merencanakan lebih dari 899 desa dengan jumlah rumah yang akan dilistriki sekitar 63.930, di Papua dan Papua Barat.” papar Eman.

Dia juga menjelaskan kalau hingga saat ini di Papua dan Papua Barat sudah ada 111 sistem kelistrikan yang terdiri dari 16 sistem kelistrikan besar (di atas 2 MW) dan 95 sistem kelistrikan kecil untuk yang kapasitasnya di bawah 2 MW.

Dengan sistem kelistrikan itu, di Papua dan Papua Barat sudah terdapat daya mampu sebanyak 327,65 MW sedangkan beban puncaknya hanya sekitar 280,88 MW.

Sedangkan tingkat rasio elektrifikasi PLN sampai dengan Agustus 2019 di kedua provinsi itu kini mencapai 57,93% yang berasal dari tingkat elektrifikasi di Papua sebanyak 48,3 % dan Papua Barat 91,50%.

PLN berencana pada tahun 2020 Rasio Elektrifikasi di Provinsi Papua dan Papua Barat sudah 99,9%. Sementara saat ini Rasio Elektrifikasi PLN atau tingkat pemasangan listrik di Indonesia, per September 2019 sudah mencapai 98,86%.

Upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua, diakui Eman masih terhambat oleh masalah geografis berupa lokasi desa yang berjauhan dan minimnya jalur tranportasi darat dan laut.

Agar bisa mencapai rasio elektrifikasi lebih tinggi lagi, Eman menjelaskan kalau PLN tidak bisa berjalan sendirian. Itu sebabnya kami juga bekerja sama dengan sejumlah instansi lainnya yakni Kementerian ESDM, termasuk juga dalam bentuk CSR baik dari perusahaan dan juga partisipasi dari pemerintah daerah.

“Berdasarkan survei yang dilakukan melalui program EPT thun 2018, ada salah satu perangkat dalam rangka pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang ditawarkan, yakni Tabung Listrik (TALIS), alat penyimpanan energi (energy storage) yang juga berfungsi seperti power bank, digunakan untuk melistriki rumah.” ucap Eman. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Ini Dia Komitmen OJK untuk Stabilitas Sektor Jasa Keuangan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan… Read More

6 hours ago

Sri Mulyani Perpanjang Insentif PPN 100 Persen untuk Sektor Perumahan

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan akan melanjutkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) 100 persen untuk sektor… Read More

6 hours ago

Hari Asuransi

Ketua Panitia Hari Asuransi 2024, Ronny Iskandar, menyampaikan “Tema dan tagline inidiangkat untuk menekankan pentingnya… Read More

6 hours ago

Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Pelonggaran Kebijakan Moneter, Ini Faktor Pendukungnya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut stabilitas sektor jasa keuangan nasional saat ini masih… Read More

7 hours ago

BI Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Acuan di Penghujung 2024

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate… Read More

7 hours ago

Sri Mulyani Klaim Rupiah Menguat di Kuartal III 2024, Ungguli Korsel

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan nilai tukar rupiah pada kuartal III… Read More

7 hours ago