Jakarta – Indodax, platform jual beli aset kripto diduga menjadi korban aksi peretasan. Sejak Rabu, 11 September 2024, Indodax mengalami gangguan. Awalnya, manajemen Indodax mengumumkan adanya maintenance mulai pukul 10.00 WIB. Namun, hingga Kamis (12/9) pagi, Indodax belum juga bisa diakses oleh investor.
Dugaan peretasan Indodax diungkap oleh perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts. Mereka menyatakan perkiraan kerugian akibat peretasan mencapai angka 18,2 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp280 miliar.
“Peringatan Hai @indodax, sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet anda di jaringan yang berbeda. Alamat yang mencurigakan sudah menampung 14,4 juta USD dan menukar token ke Ether,” tulis akun X resmi Cyvers Alerts, Rabu, 11 September 2024.
“Kami telah mendeteksi lebih dari 150 transaksi dan total kerugian $18,2 juta, @indodax mohon ambil tindakan,” tulisnya lebih lanjut.
Baca juga: Marak Serangan Siber, AFTECH: Perlu Ada Update Keamanan Teknologi di Industri Fintech
Terkait hal tersebut, Indodax langsung merespons. Mereka mengatakan bahwa tim keamanan saat ini menemukan potensi indikasi keamanan di platform.
“Kami ingin menginformasikan bahwa team security kami menemukan potensi indikasi keamanan pada platform kami,” tulis Indodax dikutip dari keterangan perusahaan, 12 September 2024.
“Saat ini, kami sedang melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik. Selama proses pemeliharaan ini, platform web dan aplikasi INDODAX sementara tidak dapat diakses. Namun jangan khawatir, dapat kami pastikan bahwa saldo Anda tetap 100 persen aman, baik secara kripto maupun rupiah,” tulisnya lebih lanjutnya.
“Kami berterima kasih atas kesabaran dan kepercayaan yang telah Anda berikan. Proses ini kami lakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan transaksi Anda. Kami akan segera memberikan pembaruan informasi lanjutan setelah investigasi selesai dilakukan”.
Sementara, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengungkapkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mengetahui dan menerima laporan terbaru mengenai insiden kerentanan siber yang dialami salah satu anggota AFTECH, yaitu Indodax.
Dijelaskan Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir informasi terbaru penanganan insiden kerentanan siber yang dialami Indodax secara lebih rinci akan diumumkan langsung oleh perusahaan yang bersangkutan, namun masalah tersebut secara umum telah ditangani dengan baik.
Baca juga: Ngeri! Tiap Detik Ada 158 Serangan Siber ke Indonesia
“Mereka bilang sudah di-manage well, nanti akan ada pesan langsung dari mereka untuk mengumumkan jumlah yang terdampak. Tetapi katanya 100 persen dari sisi pemakai Indodax aman. Kami sekarang mengikuti hour by hour dan sudah dilaporkan juga kepada Kemenkominfo,” jelas Pandu dikutip Antara, 12 September 2024.
Kata Pandu, AFTECH terus mensosialisasikan kepada para anggotanya bahwa keamanaan siber perlu diperkuat. Mengingat maraknya serangan siber pada layanan di ruang digital dalam beberapa waktu terakhir.
“Karena ini efeknya sudah menyeluruh, bukan hanya untuk pelaku usaha di bidang kripto tapi juga sudah melingkupi keseharian lainnya,” katanya. (*)
Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More
Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More
Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More
Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap… Read More