News Update

PII: Tanpa Reindustrialisasi, Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hanya Mimpi

Jakarta – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengungkapkan keprihatinannya terhadap perkembangan sektor industri yang terjadi di Indonesia yang terus menyusut. Deindustrialisasi terus terjadi ditandai dengan menurunnya kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) dari 30 persen pada 2000 menjadi hanya 19 persen saat ini.

Padahal, pemerintahan Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045.

“Ciri negara maju memiliki industri yang kuat dan kelas menengah yang tebal. Kita punya industri tapi tidak kuat, dan kelas menengah berkurang sekitar 10 juta selama lima tahun terakhir,” ujar Ilham Akbar Habibie, Ketua Umum PII dalam diskusi dengan Forum Pemimpin Redaksi, di Jakarta, 22 April 2025.

Baca juga: Kemendag: Industri Kelapa Sawit Jadi Engine Pertumbuhan Ekonomi RI

Mirisnya lagi, Indonesia masih kekurangan jumlah insinyur tapi kesempatan kerjanya sangat terbatas karena sektor industrinya menyusut. Jumlah insinyur di Indonesia diperkirakan sekitar 2.670 orang per 1 juta penduduk.

Angka ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Vietnam yang memiliki 9.000 insinyur per 1 juta penduduk dan Korea Selatan yang punya 25.000 insinyur per 1 juta penduduk.

“Meskipun ada masalah dengan job opportunity bagi insinyur, tapi PII terus mencetak para insinyur terbaik dan mendorong mereka berkarya di masa saja,” ujar Ilham.

Namun, putra pertama Mantan Presiden BJ Habibie (Alm) ini menyatakan bahwa Indonesia harus melakukan reindustrisasi dan mengatasi hambatan-hambatan yang memperkuat industri.

“Semua negara melakukan reindustrialisasi. Kenaikan tarif impor itu juga sebetulnya reindustrialisasi gaya Donald Trump, yang dilakukan sebetulnya bertujuan untuk memperkuat industri, agar bisa menarik industri masuk ke Amerika Serikat,” jelasnya.

Baca juga: Pemerintah Desak AS Berlaku Adil, Paket Kebijakan Ekonomi Disiapkan

Saat ini, PII yang beranggotakan 89.860 insinyur sedang membuat kajian mengenai permasalahan dan solusi untuk memperkuat industri di tanah air dan akan meminta waktu khusus untuk berbicara kepada Presiden pemerintahan Prabowo Subianto dan menteri-menteri terkait.

“Saya pernah menyebut ketika berjumpa dengan mereka, tapi kami belum minta waktu khusus. Karena sektor industri ini bukan sesuatu yang gampang, harus ada rencana yang benar-benar solid dan meyakinkan untuk disampaikan kepada pemerintah, dalam beberapa bulan ke depan setelah kami melakukan seminar mungkin itu akan kami lakukan,” ujar Ilham Habibie. (KM)

Galih Pratama

Recent Posts

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

2 mins ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

13 mins ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

30 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

34 mins ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

1 hour ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago