Categories: Perbankan

PHK Jadi Langkah Perbankan Tingkatkan Efisiensi

Keputusan bank yang mengurangi karyawannya, lantaran untuk menekan biaya operasional dan bagian dari strategi dalam menjaga efisiensi. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Kondisi perekonomian nasional yang tengah melambat, telah memberikan dampak yang cukup besar bagi sebuah perusahaan. Hal ini tercermin pada sektor perbankan yang saat ini sudah melakukan pengurangan karyawannya (pemutusan hubungan kerja/PHK) karena dampak dari gejolak ekonomi Indonesia.

Kondisi tersebut juga dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerima laporan, bahwa sudah ada beberapa bank yang melakukan pengurangan karyawan. Namun, OJK sendiri belum bisa menyebutkan berapa banyak pemecatan yang sudah terjadi di sektor perbankan, karena tekanan ekonomi yang belum membaik.

Menanggapi persoalan tersebut analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo mengungkapkan, pemecatan karyawan yang terjadi di sektor perbankan saat ini tidak separah seperti pada 2008 silam. Namun jika tidak diwaspadai, maka kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tersebut.

Menurut Hendro, keputusan perbankan yang mengurangi karyawannya, lantaran untuk menekan biaya operasional perusahaan. Dengan begitu, beban operasional semakin ringan dan perbankan dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian yang saat ini melambat. Hal ini juga bagian dari strategi perbankan dalam menjaga efisiensi.

Lebih lanjut dia menilai, dengan adanya pengurangan karyawan yang bertujuan untuk menjaga biaya operasional, maka kondisi ini akan menguntungkan perbankan-perbankan besar atau bank milik negara. Pasalnya, para nasabah berpotensi akan memindahkan uang mereka pada perbankan yang kuat dan yang dianggap aman.

“Ada potensi akan bisa pindah ke bank lain yang lebih aman. Seperti tahun 2008, bank BUMN kelimpahan dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK),” ujar Hendro di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 23 September 2015.

Dia menambahkan, perbankan di Indonesia merupakan industri padat karya yang masih banyak mengandalkan sumber daya manusia (SDM). Hal ini, sangat berbeda jika dibandingkan dengan industri perbankan di negara lain yang lebih banyak menggunakan teknologi atau pasar modal yang bertujuan untuk menekan biaya operasional.

“Mungkin bisnis mereka tidak bisa mendapatkan pendapatan baik dan biaya operasional tinggi. Kalau kurang untung, efisiensi yang dijalani, seperti kurangi karyawan dan kantor cabang,” tukas Hendro.

Sebelumnya Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad sempat mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan PHK yang telah dilakukan oleh sektor perbankan. Menurutnya, pengurangan karyawan di sektor perbankan merupakan suatu langkah yang dilakukan ketika ekonomi tengah mengalami pelambatan.

“Belum ada angka keseluruhan yang diinfokan dari langkah (PHK) itu. Kita berharap untuk yang merumahkan karyawan bisa kembali lagi (kerja) ketika ekonomi pulih,” ucap Muliaman. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago