Pelepasliaran tukik penyu sisik oleh PHE ONWJ bersama mitra di Suaka Margasatwa Pulau Rambut di Kepulauan Seribu, sebagai bagian dari upaya program konservasi Rumah Penyu.
Jakarta – Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) menjadi salah satu spesies laut bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Karapasnya yang dikenal sebagai bekko kerap dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan dan kerajinan rumah tangga. Namun, tingginya permintaan terhadap bagian tubuh penyu ini justru mempercepat laju kepunahan satwa tersebut.
Sebagai bentuk respons terhadap ancaman tersebut, upaya konservasi terus digencarkan. Salah satunya melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi DKI Jakarta dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), yang ditandatangani pada 28 Juli 2023.
Kerja sama ini diwujudkan melalui pembangunan Rumah Penyu di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Kepulauan Seribu. Fasilitas konservasi semi alami ini dilengkapi sarana pendukung seperti bak pemeliharaan tukik, sistem kamera pengawas (CCTV), serta panel surya untuk mendukung operasional berkelanjutan.
Baca juga: PHE ONWJ Rampungkan Proyek Pipa Bawah Laut Dukung Produksi Migas
Sepanjang 2024, Rumah Penyu mencatat keberhasilan menyelamatkan 318 butir telur penyu sisik dan melepasliarkan 142 tukik.
Sebelumnya, sebagian besar sarang penyu terancam oleh predator alami dan fenomena pasang laut.
“Keberadaan Rumah Penyu merupakan wujud dari representasi nyata dari komitmen jangka panjang PHE ONWJ dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut Indonesia. Kami percaya bahwa industri energi tidak hanya memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga bertanggung jawab dalam memastikan kelestarian sumber daya alam bagi generasi mendatang,” ujar Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan.
Ia menambahkan, selain fokus pada penyelamatan spesies, program ini juga mengedepankan partisipasi masyarakat.
Baca juga : PHE ONWJ dan PertaLife Tumbuhkan Kesadaran Finansial UMKM Pesisir, Ini Caranya
Lebih dari 60 orang dari komunitas lokal, staf, hingga mitra konservasi terlibat dalam pelatihan dan kampanye konservasi yang dilakukan secara berkala.
Dikatakannya, Rumah Penyu kini juga berfungsi sebagai pusat edukasi lingkungan hidup. “Keterlibatan masyarakat diyakini mampu menciptakan dampak ekonomi tambahan, khususnya dalam pengembangan potensi wisata edukasi dan pemberdayaan berbasis konservasi,” imbuhnya.
PHE ONWJ, lanjut Ery, melihat keberhasilan program ini sebagai bukti bahwa praktik industri hulu migas dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.
Keberadaan Rumah Penyu tidak hanya memperkuat aspek keberlanjutan perusahaan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi ekonomi jangka panjang yang inklusif dan berbasis lingkungan.
“Dengan keterlibatan multipihak dan dukungan teknologi ramah lingkungan, Rumah Penyu Pulau Rambut menjadi contoh sinergi antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan yang berorientasi pada pelestarian keanekaragaman hayati,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More