PT Petrosea Tbk (PTRO) berhasil menutup tahun 2024 dengan membukukan total nilai kontrak (backlog) sebesar Rp64,3 triliun. (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Petrosea Tbk (PTRO) sebagai perusahaan jasa pertambangan, berhasil menutup tahun 2024 dengan membukukan total nilai perolehan kontrak (backlog) sebesar Rp64,3 triliun.
Capaian ini menjadi nilai tertinggi sepanjang lebih dari lima dekade Perseroan berkiprah di sektor pertambangan dan konstruksi.
Chief Investment Officer Petrosea, Kartika Hendrawan menegaskan, dengan rekam jejak lebih dari lima dekade, Petrosea berada dalam posisi yang kuat untuk merealisasikan strategi bisnisnya dan memberikan nilai tambah bagi para investornya.
Baca juga: RUPSLB Petrosea Restui Stock Split Saham 1:10
“Pencapaian ini merupakan wujud nyata kepercayaan masyarakat dan investor yang semakin besar terhadap kinerja dan prospek pertumbuhan Petrosea, baik saat ini maupun pada masa yang akan datang,” ujar Kartika dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 14 Februari 2025.
Beberapa kontrak baru yang berhasil diperoleh antara lain adalah perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima dengan durasi life of mine dan nilai kontrak mencapai Rp17,4 triliun.
Selain itu, Petrosea juga menandatangani perjanjian Onshore Early Works EPC untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS dan Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai kontrak sebesar Rp4,6 triliun dan jangka waktu 24 bulan.
Serta perjanjian pengadaan dan konstruksi untuk pembangunan tambang Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp2,8 triliun dan jangka waktu 24 bulan.
Baca juga: Petrosea Catat Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Tahap I Rp1,5 Triliun
Adapun Perseroan juga telah melaksanakan aksi korporasi melalui pemecahan saham (stock split) Perseroan dengan rasio 1:10 pada awal Januari 2025.
Langkah ini menjadi katalis penting dalam meningkatkan likuiditas saham dan jumlah pemegang saham, yang meningkat dari 12.883 investor pada akhir 2024 menjadi 49.796 investor pada akhir Januari 2025.
Sehingga, dari jumlah pemegang saham tersebut, pemegang saham institusi bertambah dari 195 institusi menjadi 284 institusi, sedangkan pemegang saham perorangan bertambah dari 12.688 individu menjadi 49.512 individu.
Baca juga: Bursa Awasi Pergerakan Saham Multipolar dan Petrosea
Kemudian, pemegang saham asing pun bertambah dari 109 menjadi 125 investor, walaupun penambahannya tidak sebanyak penambahan investor dalam negeri.
Pada Mei dan Juni 2024, Petrosea juga telah menjual seluruh saham treasury yang dimilikinya kepada publik. Akibatnya, jumlah saham free float Petrosea mencapai 27,25 persen pada 31 Januari 2025. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More