Internasional

Pesawat Luar Angkasa Jepang Sempat Ada Gangguan Saat Mendarat di Bulan, Kini Hanya Mengandalkan Sumber Kekuatan Baterai

Jakarta – Jepang mengumumkan keberhasilan pendaratan pesawat luar angkasa SLIM (Smart Lander for Investigating Moon) di permukaan bulan, pada Jumat (19/1) pagi waktu setempat. 

Tercatat, Negeri Sakura tersebut menjadi negara kelima yang mencapai permukaan bulan setelah Rusia, Amerika Serikat, China dan India.

Berdasarkan pembacaan telemetri oleh Japan Aerospace Exploration Agency, atau JAXA, Pendaratan SLIM yang diluncurkan pada bulan September lalu, sukses mendarat di permukaan bulan sekitar pukul 10:20 ET.

Baca juga: Berikut Deretan Gempa Bumi Dahsyat Melanda Jepang dalam 30 Tahun Terakhir

Presiden JAXA Hiroshi Yamakawa, membenarkan bahwa pendaratan tersebut berhasil dan pesawat ruang angkasa tersebut mampu mengirimkan sinyal setelah turun. 

Namun, kemampuan panel surya tampaknya terganggu saat mendarat, sehingga pesawat ruang angkasa bergantung pada daya baterai.

“Saya yakin ini merupakan langkah maju yang lebih besar,” kata Hitoshi Kuninaka, direktur jenderal JAXA, seperti dinukil CNBC, 21 Januari 2024.

Menurutnya, prestasi ini menjadikan Jepang negara kelima yang mendarat di bulan, setelah Rusia – kemudian Uni Soviet – AS, Tiongkok, dan India. Tahun lalu, India bergabung dalam daftar pendaratan di bulan dengan misi Chandrayaan-3.

Sekedar informasi, proyek SLIM Jepang adalah sebuah misi penelitian kargo. Pesawat luar angkasa tersebut dapat membawa berbagai muatan ilmiah, termasuk kamera analisis dan sepasang penjelajah bulan.

Baik pemerintah maupun perusahaan swasta telah melakukan lebih dari 50 upaya pendaratan di bulan dengan keberhasilan yang beragam sejak upaya pertama pada awal tahun 1960an, sebuah rekam jejak yang masih belum stabil bahkan di era modern.

Tahun lalu, perusahaan Jepang ispace melakukan upaya pertamanya untuk mendarat di bulan, namun pesawat luar angkasa tersebut jatuh di saat-saat terakhir. 

Baca juga: Pesawat Japan Airlines Terbakar Usai Tabrakan, 367 Penumpang Dievakuasi

Awal bulan ini, perusahaan AS Astrobotic meluncurkan misi bulan pertamanya tetapi mengalami masalah tak lama setelah peluncuran. Penerbangan terhenti dan gagal melakukan upaya pendaratan di bulan.

Lebih banyak upaya sedang dilakukan, dengan perusahaan AS, Intuitive Machines dan Firefly bersiap untuk menerbangkan pendarat di bulan tahun ini.

Sementara itu, Tiongkok berencana untuk meluncurkan pendarat bulan lainnya pada bulan Mei 2024 mendatang. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Simak! 5 Langkah Penting Agar Rumah Tetap Aman saat Ditinggal Mudik Lebaran

Jakarta – Mudik menjadi salah satu tradisi tahunan masyarakat saat Hari Raya Lebaran. Di balik… Read More

8 hours ago

Begini Dukungan AmCham Indonesia bagi Pemberdayaan Perempuan di Dunia Kerja

Jakarta - American Chamber of Commerce in Indonesia (AmCham Indonesia) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung… Read More

9 hours ago

OJK Luncurkan Portal Data dan Metadata di Sektor Jasa Keuangan, Ini Tujuannya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi meluncurkan Portal Data dan Metadata Sektor Jasa… Read More

10 hours ago

Lewat Cara Ini, CIMB Niaga Dukung Pemberdayaan Wanita di Lombok

Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pemberdayaan wanita… Read More

10 hours ago

Lintasarta Perkuat Layanan Digital Jelang Lonjakan Trafik saat Libur Lebaran

Jakarta - PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) di bawah naungan… Read More

13 hours ago

ALTO Network Dorong Implementasi Ekosistem QRIS Tap NFC

Jakarta - ALTO Network, salah penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran (PIP) di Indonesia turut mendukung inovasi… Read More

13 hours ago