Ekonomi dan Bisnis

Perusahaan Energi Terbarukan AS Minati Investasi di RI

Jakarta–Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku, perusahaan Amerika Serikat (AS) di sektor energi terbarukan menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.

”Saat ini perusahaan telah memiliki nota kesepahaman dengan PLN untuk memproduksi listrik tenaga angin. Dalam waktu dekat perusahaan akan melakukan uji coba di STT PLN Indonesia,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa, 5 Juli 2016.

Menurut Franky, investor di sektor energi terbarukan tersebut berminat untuk mendirikan perusahaan berbadan hukum di Indonesia, yang kemudian akan mendirikan fasilitas manufaktur pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia.

”Kemudian akan dilanjutkan dengan mendirikan fasilitas manufaktur pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia,” tukasnya.

Lebih lanjut Franky mengungkapkan, bahwa BKPM sendiri akan memfasilitasi investor tersebut. Namun demikian, Kepala BKPM telah menyampaikan berbagai hal terkait regulasi di sektor energi terbarukan di Indonesia.

Franky menyampaikan berbagai kebijakan terutama terkait dengan implementasi 12 paket kebijakan ekonomi termasuk reformasi kebijakan investasi.

”Beberapa hal yang terkait diantaranya layanan investasi 3 jam, kemudahan investasi langsung konstruksi, perbaikan kemudahan berusaha hingga revisi DNI yang mendorong keterbukaan investasi termasuk di beberapa sektor utama seperti di bidang logistik, energi terbarukan, farmasi, pariwisata dan e-commerce,” ucapnya.

Selain di sektor energi terbarukan, Kepala BKPM juga mencatatkan minat investor AS di sektor pertambangan yang ingin melakukan akuisisi perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan nilai investasi sebsear US$300 juta.

“BKPM akan berperan dalam memfasilitasi pengalihan status perusahaan dari PMDN menjadi PMA (Penanaman Modal Asing),” paparnya.

Menurutnya, AS tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki oleh BKPM pada 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai US$893 juta terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen US$4,8 miliar terdiri dari 76 proyek.

Untuk diketahui, BKPM pada 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu.

Untuk mencapai target tersebut, BKPM sudah menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Republik Rakyat Tiongkok, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. (*)

 

 

Editor: Paulus YOga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

IHSG Hijau, Hampir Seluruh Saham Indeks INFOBANK15 Menguat

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat, 25 April 2025 kembali… Read More

33 mins ago

IHSG Menguat, Berikut 5 Saham Penyumbang Terbesar Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 21-25 April 2025 mengalami penguatan sebesar… Read More

36 mins ago

Pakaian Bekas Disulap Jadi Produk Bernilai Ekonomi, Ini Langkah Tugu Insurance

Jakarta - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) melalui #BaktiTugu berkolaborasi dengan Ecotouch untuk… Read More

3 hours ago

Gandeng BCA Life, blu by BCA Digital Luncurkan Asuransi Proteksi Ini

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) atau blu by BCA menggandeng PT Asuransi Jiwa… Read More

7 hours ago

ISEI Ajak Percepat Hilirisasi Perikanan untuk Dorong Ekonomi

Jakarta – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mendorong percepatan hilirisasi sektor perikanan lewat investasi dan… Read More

8 hours ago

TUGU Siapkan RUPS 29 April, Saham Menguat Jelang Pembagian Dividen

Jakarta - Emiten asuransi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dijadwalkan menggelar Rapat Umum… Read More

8 hours ago