Jakarta – Lahan yang kian sempit dan mahal menjadi salah satu tantangan bagi pengembang properti. Tak terkecuali bagi Perum Perumnas, perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor properti.
Dalam hal akuisisi lahan, Perumnas mengaku sulit bersaing karena swasta bisa membeli dengan harga tinggi. Sementara Perumnas ditugaskan membangun hunian untuk warga menengah bawah.
“Saya 2,5 tahun di Perumnas. Dulu Perumnas itu diberi tanah oleh pemerintah, disuruh mengembangkan. Tapi sekarang nggak bisa lagi. Tanah sudah tidak ada. Kami bersaing dengan swasta. Mereka bisa beli dengan harga berapa saja. Kami kan nggak bisa. Kalau bersaing dengan swasta mungkin kami bisanya dapat lahan yang jauh-jauh,” kata Bambang Tri Wibowo, Direktur Utama Perum Perumnas dalam talkshow “Transformasi dan Leadership BUMN” yang digelar Infobank di Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018.
Guna menyiasati hal tersebut, Bambang mengaku mengoptimalkan sinergi antar BUMN. Perumnas menggandeng BUMN lain yang punya lahan idle. Utamanya lahan yang ada di lokasi dekat sarana transportasi.
“Yang penting transportasinya gampang. Maka terkenallah konsep transit oriented developement (TOD). Kami kembangkan di Tanjung Barat, sukses. Dari 1.200 unit, yang daftar 1,700an. Artinya peminat banyak. Kemudian kami bangun di Pondok Cina, Depok. Hunian di atas stasiun. Ketiga di stasiun Rawa Buntu, Serpong,” ujar Bambang.
Perumnas juga akan menggandeng PD Pasar untuk membangun hunian di atas pasar. Untuk transportasi, Perumnas berkolaborasi dengan Damri.
Di samping mengoptimalkan sinergi antarBUMN, Bambang juga berhasil meningkatkan kinerja Perumnas. Di antaranya lewat efisiensi. Overhat sebesar 21% berhasil ditekan ke level 7%. Dan biaya konstruski bisa ditekan hingga 20% tanpa mengabaikan kualitas.
“Di kami ada yang dinamakan MEOK (Makan enak ngomong kemajuan). Jadi kita makan rame-rame. Semua kuliner terbaik Tanah Air kita datangkan. Energi positif keluar saat makan rame-rame. Usulan-usulan juga banyak. Dan apa yang kita putuskan itu kita jalankan,” tegasnya. (Ari A)
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More