Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Saham Masih Dibayangi Risiko Investasi Bodong

Jakarta – Industri pasar modal Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukan peningkatan yang signifikan. Namun, literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah. Oleh karena itu OJK terus melakukan pengembangan kebijakan di pasar modal untuk meningkatkan perlindungan kepada para investor.

Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa kinerja pasar modal Indonesia hingga 31 Agustus 2022 masih mencatatkan kinerja yang cukup baik, tercermin pada pertumbuhan IHSG sebesar 9,07% ytd pada posisi 7178 dan nilai kapitalisasi pasar saham yang turut tumbuh sebesar 13,45% ytd atau Rp9.362 triliun dan masih menjadi daya tarik para investor asing maupun domestik.

“Fenomena meningkatnya jumlah investor di pasar modal ini merupakan hal yang menggembirakan namun disisi lain juga perlu kita cermati ya tantangan yang dihadapi seperti upaya meningkatkan pemahaman pengetahuan investasi pada instrumen keuangan yang memadai,” ucap Inarno dalam Seminar Literasi Keuangan Indonesia Terdepan di Jakarta, 1 September 2022.

Sehingga, ia menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar terus waspada terhadap investasi bodong ataupun ilegal sebelum melakukan investasi di pasar modal dan terus melakukan edukasi atau pembelajaran terkait pasar modal. Karena pada dasarnya dalam dunia investasi berlaku hukum high risk, high return.

Selain edukasi, OJK juga telah menyiapkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan, kepercayaan kepada investor, serta memperluas jangkauan pelayanan pasar modal.

Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah POJK No.65 Tahun 2020 dan SE OJK No. 14 Tahun 2021 tentang pengembalian keuntungan tidak sah dana kompensasi kerugian investor di bidang pasar modal, pengembangan dan penerapan informasi terkait perusahaan tercatat yang bertransaksi di pasar sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca juga: Kapitalisasi Pasar Saham Syariah RI Tembus Rp3.372,2 Triliun

Kemudian kebijakan lainnya adalah penerbitan POJK No.21 Tahun 2021 tentang mitra pemasaran perantara perdagangan efek, penerbitan POJK No.8 Tahun 2021 yaitu launching warrant structure untuk mendukung pendalaman pasar dan menciptakan variasi investasi sekaligus sarana lindung nilai di pasar modal, serta untuk mendukung implementasi keuangan berkelanjutan dan persiapan infrastruktur bursa karbon. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

12 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

13 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

14 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

15 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

15 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

16 hours ago