Moneter dan Fiskal

Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Masih Tembus 5,1 Persen, Ini Faktor Pendukungnya

Jakarta – Ekonom senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) di kuartal II 2023 berada di level 5,1 persen secara tahunan (yoy).

Menurutnya, pertumbuhan ini didorong karena adanya pencabutan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) sehingga mobilitas masyarakat kembali normal yang diikuti dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa.

Baca juga: 3 Kebakaran Hutan Terparah di RI, Kerugian Ekonomi Capai Puluhan Triliun Rupiah

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II 2023 berkisar 5,1% yoy. Game changer yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah pencabutan PPKM yang mendorong lonjakan mobilitas orang, barang dan jasa,” ujar Ryan kepada Infobanknews, dikutip, Senin 7 agustus 2023.

Di samping itu, tambah Ryan, pengeluaran konsumsi rumah tangga juga diperkirakan tumbuh cukup tinggi berkisar 4,9 persen, atau secara historis setara dengan 53 persen dari total pembentukan PDB Indonesia 2023.

“Dengan game changer PPKM yang dicabut itu, membuat dorongan konsumsi rumah tangga melonjak di waktu perayaan lebaran Idul Fitri pada 22 April lalu sehingga menopang konsumsi akomodasi, makanan dan minuman, serta sektor horeka (hotel, restoran dan kafe),” ujar Ryan.

Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah juga lebih baik di kuartal II 2023 dibanding di kuartal I 2023, sehingga juga mampu menopang aktivitas ekonomi dari pelaksanaan proyek2 strategis pemerintah.

“Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga tumbuh positif terlihat dari capaian nilai investasi di kuartal II yang tetap konsisten secara proporsional,” katanya.

Selanjutnya, surplus neraca dagang dalam 30 bulan berturut-turut juga menopang pertumbuhan ekonomi dari aktivitas ekspor dan impor. Hal ini tercermin dari capaian Purchasing Manager Index (PMI) yg di zona ekspansi, yaitu di atas level 50, tepatnya 53,3 pada Juli 2023.

Baca juga: Ekonomi RI Diproyeksikan Tumbuh 5 Persen hingga Akhir 2023, Ekonom Ungkap Faktor Pendorongnya

“Cadangan devisa juga tercatat tinggi berkisar USD139 miliar, yang cukup memenuhi kewajiban internasional lebih dari 6 bulan, jauh di atas threshold yang 3 bulan,” pungkasnya.

Lebih lanjut, hal ini juga diperkuat dari data pertumbuhan kredit tahunan yang sebesar 9 persen yoy dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI yg mencapai kisaran 6.800-6.900 dengan jumlah emiten yg terus bertambah. Dengan Inflasi terkendali sesuai ekspektasi menuju kisaran 2 – 4 persen. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Tarif Trump, Lahir di Tengah “Kebencian” Pemerintah pada Sektor Keuangan dan Rendahnya Sense of Crisis

Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group KEBIJAKAN “brutal” Donald Trump, Presiden Amerika Serikat… Read More

6 hours ago

BI Waspadai Dampak Tarif AS, Fokus Jaga Stabilitas Rupiah

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan terus memonitor perkembangan pasar global dan domestik pasca Presiden… Read More

22 hours ago

Komisi XI Wanti-Wanti Pemerintah Tak Gegabah Tanggapi Tarif Dagang 32 Persen AS

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi… Read More

1 day ago

DPR Desak Pemerintah Dorong Reformasi WTO usai Tarif AS Naik 32 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah untuk mendorong Organisasi… Read More

1 day ago

DPR: Indonesia Jangan Jadi Sasaran Barang Buangan Akibat Kebijakan Trump

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan daftar tarif dasar dan bea… Read More

2 days ago

Ekspor Terancam, Pemerintah Susun Langkah Hadapi Tarif AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia segera menyiapkan langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan… Read More

2 days ago