Jakarta – Tahun depan diprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia masih berada di kisaran 5 persen, yakni sekitar 5,0 sampai 5,2 persen. Banyak pengamat yang melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar di tengah krisis perekonomian global.
Akan tetapi, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tak semata-mata hanya disebabkan oleh faktor perekonomian global. Faktor-faktor dari dalam negeri juga turut memberi andil dalam menghambat pertumbuhan ekonomi.
Menurut Piter Abdullah, Direktur Riset CORE Indonesia, masalah utama dalam perekonomian Indonesia adalah inkonsistensi. Inkonsistensi ini terjadi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan, yang saat ini terjadi dalam pada kebijakan fiskal.
“Ekonomi kita melambat karena inkonsisten dalam kebijakan fiskal. Di satu sisi, pemerintah memberikan insentif pajak yang besar, tapi di sisi lain, kita juga menargetkan penerimaan pajak yang besar. Jadi, hal seperti ini membuat para pelaku usaha bingung dan kemungkinan jadi malas berinvestasi,” jelasnya, di Jakarta, Jumat (18/10).
Tidak hanya inkonsistensi pada kebijakan fiskal saja, masalah perizinan dan biaya ekspor impor turut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah yang harus diselesaikan, seperti kata Febrio Kacaribu selaku peneliti senior LPEM UI.
“Masalah utama kita adalah perizinan, biaya ekspor impor, dan biaya pemecatan karyawan yang tinggi, sehingga menghambat perusahaan untuk bisa memecat pegawainya yang kurang produktif,” katanya. (*) Steven
Jakarta - Emiten asuransi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dijadwalkan menggelar Rapat Umum… Read More
Jakarta – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mendorong percepatan hilirisasi sektor perikanan lewat investasi dan… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, dari total jumlah investor pasar modal… Read More
Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebelumnya telah menetapkan kebijakan tarif resiprokal terhadap… Read More
Jakarta – Kapasitas ruang fiskal APBN masih sangat terbatas dalam mendanai berbagai proyek transisi energi… Read More
Jakarta - Tahun 2024 lalu, perusahaan akuntansi multiglobal, menemukan data bahwa 53 persen pemimpin perusahaan… Read More