News Update

Bank Mandiri : Pertumbuhan Ekonomi Nasional Capai 5,1%

Jakarta – Ditengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh 5,1persen. Demikian disampaikan Chief Economist Bank Mandiri, Anton Hermanto Gunawan. Anton mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini masih dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal maupun kondisi pasar domestik. Bank Mandiri  memprediksi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Indonesia diperkirakan akan melaju di kisaran 5,1 persen hingga akhir tahun 2017 ini.

“Kalau melihat growth pertama masih mengharapkan dapat tumbuh 5,0 persen atau 5,1 persenlah. Harusnya bisa cukup bagus dibanding tahun lalu. Dan target pemerintah 5,2 persen, itu  kita melihatnya 5,0 persen ke 5,1 persen saja sulit. Pemerintah lebih optimis sekali,” ungkap Anton di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 4 Oktober 2017.

Untuk angka inflasi, Anton memperkirakan tahun ini akan berada di angka kisaran 3,7 persen (year on year/yoy).  Anton menambahkan, prediksi tersebut dianggap tepat bila pemerintah tidak menaikan harga pada administered prices.

“Inflasi di tahun ini bisa 3,7 persen bahkan rendah sedikit. Inflasi ini merupakan faktor penting, namun masih ada ruang untuk dapat naik atau turun melihat administered prices-nya. Namun kita lihat, akan dilakukan apa tidak, kita akan lihat,” tambah Anton.

Senior Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menambahkan, selain faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini juga masih penuh dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi global dan gejolak keuangan dunia. Salah satunya adalah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Andry menilai, kebijakan The Fed yang akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat perlu diantisipasi. Namun pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir karena kebijakan tersebut baru berdampak dalam jangka waktu lama.

“Yang harus diantisipasi bagaimana market bereaksi terhadap respon kebijakan The Fed. Ini dampaknya tidak langsung, mungkin baru terasa pada tahun depan. Dan juga seharusnya kita tidak perlu berlebihan, karena kebijakannya Trump lebih berdampak besar ke orang super kaya saja,” tukas Andry.

Sebagai informasi, Bank Dunia sendiri telah menurunkan prediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menjadi 5,1 persen pada tahun 2017 dari sebelumnya yang ditaksir mencapai 5,2 persen.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

53 mins ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

7 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

7 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

8 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

8 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago