Pertumbuhan negara-negara di Asia Timur melemah karena pengaruh ekonomi China (Tiongkok) dan kemungkinan normalisasi kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS). Ria Martati
Jakarta–World Bank (Bank Dunia) memprediksi pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik sebesar 6,5% pada 2015. Angka ini turun sedikit dari pertumbuhan tahun lalu sebesar 6,8%.
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty menyatakan, pertumbuhan negara-negara di Asia Timur melemah karena pengaruh ekonomi China (Tiongkok) dan kemungkinan normalisasi kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).
”Faktor-faktor ini dapat menimbulkan guncangan finansial dalam jangka pendek, tapi ini adalah penyesuaian yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang,” kata Sudhir dalam video conference-nya dari Singapura, Senin 5 Oktober 2015.
Berdasarkan laporan East Asia Pacific Economic Update yang dirilis Bank Dunia, secara keseluruhan kawasan Asia Timur dan Pasifik diharapkan tumbuh 6,5% pada 2015. Terlebih, Asia Timur merupakan salah satu mesin pertumbuhan utama perekonomian dunia.
Meski demikian, lanjut Sudhir, kinerja ekonomi di seluruh Asia Timur memang bervariasi. Ekonomi Tiongkok diharapkan tumbuh sekira tujuh persen tahun ini dan perlahan melambat setelahnya karena perekonomiannya lebih berorientasi pada konsumsi domestik dan sektor jasa. (*)
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More