Headline

Pertumbuhan Ekonomi 5,44% Di Atas Ekspektasi dan Konsensus

Oleh Ryan Kiryanto, Ekonom dan Co-Founder/Anggota Dewan Pakar Institute of Social, Economics and Digital/ISED

REALISASI pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada triwulan kedua 2022 tercatat sebesar 5,44% year on year atau (3,72% quarter to quarter/qtq) bisa dibilang mengesankan, sesuai perkiraan, bahkan melampaui ekspektasi dan konsensus ekonom yang umumnya mematok perkiraan titik tengah berkisar 5% saja. Yang mengesankan, baik dari sisi pengeluaran maupun lapangan usaha, semuanya bergerak positif.

Itu semua sebagai resultan dari pelonggaran kebijakan PPKM di seantero negeri yang mendorong lonjakan mobilitas orang, barang, dan jasa, lebih-lebih situasinya bersamaan dengan perayaan lebaran Idulfitri di mana pemerintah membolehkan masyarakat untuk mudik lebaran. Alhasil, konsumsi rumah tangga domestik melonjak. Konsumsi makanan, minuman, dan transportasi serta komunikasi juga melonjak.

Ekspor yang tumbuh 19,74% juga diharapkan berkelanjutan atau sustain di tengah ketegangan geopolitik di Ukraina dan Taiwan. Yang juga mengesankan, grafik pertumbuhan PDB tahunan dari kuartal ke kuartal terus membaik dan stabil, di mana di triwulan III-2021 sebesar 3,51%, triwulan IV-2021 sebesar 5,02%, triwulan I-2022 sebesar 5,01%, dan triwulan II-2022 sebesar 5,44%.

Dengan demikian, arah atau pola pertumbuhan tahunan dari kuartal ke kuartal berikutnya sudah menuju ke kondisi sebelum pandemi COVID-19 di mana PDB tahunan selalu di atas 5%. Hanya saja, yang perlu menjadi perhatian, secara spasial pembentukan PDB masih tetap didominasi Pulau Jawa (56,55%) disusul Sumatra 22,03%, lalu sisanya di luar Jawa dan Sumatra.

Yang juga harus jadi perhatian, pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa yang sebesar 5,66% melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, yang artinya PDB Indonesia pada TW2/2022 memang ditopang oleh perekonomian Pulau Jawa. Artinya pula dua pulau ini mendominasi kontribusi PDB karena dukungan ketersediaan infrastruktur dasar yang lebih baik.

Baca juga : Mantap! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,44% di Kuartal II-2022

Sehingga perlu jadi perhatian ke depannya adalah pada daerah-daerah yang produk domestik regional bruto (PDRB)-nya di bawah PDB nasional, semisal Sumatra (4,95%), Kalimantan (4,25%), dan Bali-Nusra (3,94%). Intinya, pemerataan pertumbuhan harus menjadi going concern pemerintah, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur dasar secara meluas dan merata untuk mempersempit kesenjangan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi ke depannya akan lebih stabil, berdaya tahan, dan inklusif. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Ini Dia Komitmen OJK untuk Stabilitas Sektor Jasa Keuangan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan… Read More

2 hours ago

Sri Mulyani Perpanjang Insentif PPN 100 Persen untuk Sektor Perumahan

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan akan melanjutkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) 100 persen untuk sektor… Read More

2 hours ago

Hari Asuransi

Ketua Panitia Hari Asuransi 2024, Ronny Iskandar, menyampaikan “Tema dan tagline inidiangkat untuk menekankan pentingnya… Read More

2 hours ago

Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Pelonggaran Kebijakan Moneter, Ini Faktor Pendukungnya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut stabilitas sektor jasa keuangan nasional saat ini masih… Read More

3 hours ago

BI Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Acuan di Penghujung 2024

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate… Read More

3 hours ago

Sri Mulyani Klaim Rupiah Menguat di Kuartal III 2024, Ungguli Korsel

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan nilai tukar rupiah pada kuartal III… Read More

3 hours ago