News Update

Pertemuan ASEAN+3, BI Tegaskan Pentingnya Kerjasama Keuangan Regional

Jakarta – Pertemuan ke-24 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerja sama keuangan regional untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan dalam menghadapi COVID-19 serta meningkatkan kesiapan memasuki masa pascapandemi (post-pandemic era). Kesamaan pandangan tersebut mengemuka pada pertemuan yang berlangsung secara virtual pada tanggal 3 Mei 2021.

“Bank Indonesia (BI) telah melakukan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi antara lain melalui penurunan suku bunga kebijakan menjadi 3,5% yang merupakan tingkat suku bunga terendah sepanjang sejarah, melakukan quantitative easing untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar, serta melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, yang hadir pada pertemuan tersebut bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati (3/5).

Untuk mendukung pemulihan ekonomi domestik, BI juga menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan mendorong percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Pertemuan tersebut juga menyambut baik penguatan kerja sama keuangan yang dituangkan dalam Amandemen Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) yang mulai berlaku sejak 31 Maret 2021. Penguatan kerja sama CMIM mencakup peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari 30% menjadi 40%, dan pemberian fleksibilitas dalam pemanfaatan kerja sama CMIM dalam mata uang lokal.

Penggunaan mata uang lokal ini dilakukan dengan prinsip voluntary and demand driven. Selain itu, negara-negara anggota juga menyambut baik ditandatanganinya Regional Comprehensive Economic Partnership  (RCEP) Agreement sebagai milestone pendorong perdagangan dan investasi di kawasan. Negara-negara anggota mengharapkan agar perjanjian tersebut dapat segera berlaku efektif untuk semakin mendukung integrasi ekonomi kawasan.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF), sebagai mitra ASEAN+3. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi COVID-19. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

3 hours ago

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2025

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More

13 hours ago

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

13 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

13 hours ago

Insiden Polisi Tembak Polisi, Ini Penjelasan Kapolda Sumbar

Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More

14 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

14 hours ago